Teknologi Inovatif Untuk Pengembangan
Pangan Berbasis Pada SDA Lokal (Local
Wisdom)
Rindit
Pambayun
Guru
Besar Ilmu Pangan Universitas Sriwijaya, Ketua Umum PATPI
Jurusan Teknologi Pertanian, FP-UNSRI,
Jl. Raya Palembang-Prabumulih Km 32. Inderalaya Ogan Ilir, Tel./Fax.
+62(711)580664/ +62(711)320310. rpambayun@yahoo.com
Ringkasan
Indonesia
kaya dengan sumber daya alam lokal yang bisa dikembangkan sebagai penunjang
ketahanan pangan nasional. Jika dikembangkan, SDA tidak hanya mencukupi
kebutuhan pangan sendiri, tetapi juga dapat menjadi produk pangan yang bisa
diekspor. Contoh sumber daya alam lokal yang masih bisa dikembangkan adalah
umbi-umbian, serealia, dan jenis produk dari tanaman lain. Umbi-umbian, seperti
ubi kayu, ubi talas, ubi gadung, dan ubi lainnya masih memiliki peluang untuk
dikembangkan menjadi produk pangan yang menjanjikan yang memenuhi syarat-syarat
aman, bergizi, palatable, dan
menyehatkan. Hanya saja, beberapa umbi-umbian kadang memiliki prekursor racun
yang harus diperhatikan. Contohnya, ubi kayu memiliki linamarin dan
lotaustralin, ubi talas memiliki asam dan garam oksalat, dan ubi gadung
memiliki dioskorin dan diosgenin dengan konsentrasi berbeda-beda.
Prekursor itu dapat berubah menjadi senyawa
toksikan seperti terbentuknya sianida selama proses pengolahan. Konsentrasi
residu toksikan sangat bervariatif tergantung pada cara pengolahannya. Keripik
gadung tradisional misalnya, memiliki residu toksikan mulai dari 17 sampai 200
ppm. Tetapi, dengan teknologi KISS, residu tersebut dapat diturunkan di bawah
1,00 ppm dengan karakteristik lain jauh lebih baik. Pada konsentrasi 17 ppm
misalnya, toksikan tidak menunjukkan gejala keracunan jika dikonsumsi, karena
nilai ambang batas keracunan adalah 0,6 ppm/ kg berat badan. Namun demikian,
serendah apapun toksikan HCN masuk dalam tubuh, tubuh akan mendetoksifikasi
dengan sulfur yang berasal dari asam amino metionin dan sistein hingga
terbentuk HCNS- (ion thiosianat). Ion thiosianat akan
menghalang-halangi kelenjar tiroid menyerap Iodium. Akibatnya tubuh bisa
mengalami deplesi protein, menderita KKP, dan kritin endemik. Itu adalah contoh
kecil, dari aplikasi teknologi diperoleh pangan dengan tingkat keamanan dan
kualitas berbeda. Tidak bisa ditawar lagi, produk pangan dari SDA lokal harus
memiliki sifat aman, bergizi, palatable,
dan menyehatkan. Oleh sebab itu, kunci pengembangan produk pangan dari SDA
lokal untuk menunjang ketahanan pangan nasional adalah dengan teknologi
inovatif yang memadai.
Keywords:
Teknologi inovatif, pangan lokal
No comments:
Post a Comment