Efektifitas
Sari Buah Jeruk Bali (Citrus maxima varnambangan), Vitamin C dan Likopen Terhadap Gangguan Fungsi Hepar Pada
Mencit (Mus musculus) Akibat Paparan Okratoksin
Badriyah
Universitas WR Supratman Surabaya
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi
sari buah jeruk Bali (Citrus
maxima varnambangan), vitamin C, likopen serta kombinasi vitamin C dan likopen, sebagai antioksidan terhadap gangguan fungsi hepar pada mencit (Mus musculus)
akibat paparan okratoksin A (OTA).
Mencit jantan (Mus musculus) strain balb/c sebanyak 35 ekor, berumur dua hingga tiga bulan dibagi secara random menjadi tujuh kelompok perlakuan (n=5), yaitu K0, K1, K2, P1, P2, P3, P4,
masing-masing untuk kelompok kontrol yang hanya diberi adjuvant Olive Oil (K0), adjuvant CMC-Na (K1), okratoksin A (K2), diberi sari buah jeruk Bali dosis 0,5 ml/30 g
BB/hari (P1), vitamin C sebesar 5,85 µg (P2), likopen sebesar 0,1025 µg (P3), serta kombinasi antara vitamin C dosis 5,85
µg/30 g BB mencit dan likopen sebesar 0,1025 µg/30 g BB (P4). Pada kelompok K0, K1, K2, pemberian bahan perlakuan diberikan selama satu minggu yaitu pada minggu ketiga, sedangkan pada kelompok P1, P2, P3 dan P4 pemberian senyawa antioksidan dilakukan selama dua minggu dimulai pada minggu kedua, dimana pada awal minggu ketiga dilakukan pemberian okratoksin A dengan dosis 1 mg/kg BB/hari selama satu minggu. Pada hari ke-21 semua hewan coba dikorbankan untuk pengumpulan data.
Hasil analisis statistic dengan ujiKruskal Wallis yang dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney mununjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata diantara perlakuan (p<0,05). Terbukti bahwa pada semua kelompok yang diberia ntioksidan (P1, P2, P3, dan P4)
secara signifikan
(p<0,05) mampu mencegah fungsi sel hepar pasca pemaparan okratoksin A.
Pemberian sari buah jeruk
Bali (Citrus maxima varnambangan), vitamin C dan likopen terbukti dapat menurunkan kadar SGOT dan SGPT serum darah mencit yang dipapar dengan okratoksin A. Penelitian ini juga membuktikan bahwa potensi sari buah jeruk Bali (Citrus maxima
varnambangan) terbukti tidak berbeda nyata (p > 0,05) dengan vitamin C, likopen maupun kombinasi vitamin C dan likopen dalam mencegah reaktifitas radikal bebas akibat paparan OTA pada hepar mencit.
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Okratoksin (OTA) merupakan
jenis mikotoksin yang dihasilkan oleh kapang. Mikotoksin umumnya ditemukan sebagai kontaminan
pada bahan
makanan dan makanan hasil olahan, antara lain pada biji-bijian seperti jagung, gandum,
beras, kacang-kacangan, kedelai, kopi, kakao, rempah, anggur dan buah-buahan (Papachristou and Markaki, 2004).
Pada negara-negara maju, regulasi
yang mengatur tentang jumlah kontaminan okratoksin dalam bahan makanan telah
diterapkan dan diawasi secara ketat.
Saat ini metabolisme okratoksin pada tubuh
mamalia belum sepenuhnya diketahui. Dua organ yang diketahui memiliki peran penting
dalam biotransformasi okratoksin, sekaligus terkena dampak negatif pada kasus
keracunan okratoksin adalah ginjal dan hepar. Dilaporkan bahwa, pada kasus
keracunan okratoksin, akumulasi senyawa mikotoksin tersebut paling tinggi
ditemukan pada darah, ginjal dan hepar (Ringot et al., 2006).
Okratoksin dimetabolisme di dalam hati
menghasilkan metabolit yang reaktif. Perubahan ini dikatalisator oleh enzim
P-450 dengan cara mengoksidasi okratoksin melalui reaksi rantai hidroklasi
substrat. Reaksi rantai ini akan menghasilkan O2●- (superoksida) dan H2O2.
O2●- yang
sangat berbahaya bila terdapat bersamaan dengan H2O2 karena dapat membentuk radikal hidroksil (OH●).
Disamping itu OH● dapat bereaksi
dengan logam transisi seperti Fe2+ dan Cu2+ melalui
reaksi Fenton (Halliwell and Gutteridge, 2007).
Peroksidasi lipid pada membran sel akan menyebabkan peningkatan
permeabilitas membran, sehingga terjadi pembengkakan pasif mitokondria yang
akan memperparah kerusakan sel (Hayati, 2011). Kerusakan membran mitokondria
dapat mengakibatkan penurunan produksi ATP yang berujung pada terganggunya
permeabilitas membran sel dan pompa Na- K, hingga mengakibatkan akumulasi air dalam sel dan organel
(degenerasi hidropik). Proses retrogresif sel yang reversibel tersebut dapat
berubah menjadi irreversibel dan memicu terjadinya kematian sel secara
nekrosis, bila terjadi peningkatan akumulasi ion calsium intraselluler, yang
masuk kedalam sel akibat terganggunya permeabilitas membran sel (Gavin, 2007).
Pada dasarnya berbagai
radikal bebas seperti, O2●-, H2O2
dan OH● dapat terbentuk pada proses metabolisme tubuh
normal, namun hal ini dapat diredam oleh
enzim antioksidan tubuh seperti katalase, superoxide dismutase (SOD), glutation serta senyawa antioksidan
lain yang diperoleh dari bahan makan, seperti vitamin C, vitamin E, dan
selenium. Induksi radikal bebas yang terus menerus dan peningkatan jumlah
radikal bebas yang berasal dari luar tubuh dapat menyebabkan gangguan
kesimbangan pertahanan antioksidan, sehingga mengakibatkan terjadinya
stres oksidatif.
Penambahan suplemen antioksidan
yang berasal dari luar tubuh, merupakan salah
satu cara efektif dalam mereduksi stress oksidatif. Salah satu bahan makanan
yang banyak mengandung antioksidan adalah buah jeruk Bali yang didalamnya diketahui
mengandung vitamin C serta likopen. Buah jeruk Bali (Citrus
maxima) telah terbukti mengandung vitamin C, dan likopen yang mempunyai
efek antioksidan. Likopen diketahui bekerja sebagai antioksidan dengan cara menangkap radikal bebas
(Scavenger antioxydant) dan memutus
rantai peroksidasi yang dipicu oleh radikal bebas (chain breaking
antioxydant), sementara itu vitamin C bekerja sebagai antioksidan dengan
cara menangkap radikal bebas. Dilaporkan bahwa pemberian likopen sebesar 3,025
μg/100 g
serta vitamin C sebesar
38 mg/100
g yang terkandung dalam
tomat mampu
menurunkan SGPT dan SGOT hepar tikus coba yang diinduksi dengan CCl4
(Wahyono, 2006).
Kandungan
antioksidan vitamin C dan likopen dalam sari buah jeruk Bali diketahui cukup tinggi. Daging buah Buah jeruk Bali (Citrus
maxima) diketahui mengandung 43 mg vitamin C dan 350 µg
likopen untuk setiap 100 gram daging buahnya (Maulida dan Zulkarnaen, 2010).
Penelitian tentang dampak
keracunan okratoksin terhadap ginjal telah banyak dilakukan, namun demikian
dampak okratoksin terhadap kerusakan hepar
(hepatotoksisitas) masih sangat terbatas. Sebagai negara tropis dengan
sumber keanekaragaman hayati yang melimpah, penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui potensi sari buah jeruk Bali (Citrus
maxima var nambangan) merupakan
varietas buah lokal, sebagai antioksidan dalam mencegah gangguan fungsi sel-sel hepatosit akibat paparan
okratoksin.
B. Rumusan
Masalah
Berdasar latar
belakang masalah dapat dibuat perumusan masalah
sebagai berikut :
1.
Apakah pemberian sari
buah jeruk Bali (Citrus maxima var
nambangan), vitamin
C dan likopen dapat menurunkan kadar SGOT serum darah mencit akibat paparan
okratoksin?
2.
Apakah pemberian sari
buah jeruk Bali (Citrus maxima var
nambangan), vitamin
C dan likopen dapat menurunkan kadar SGPT serum darah mencit akibat paparan
okratoksin?.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui pengaruh
pemberian sari buah Jeruk
Bali (Citrus maxima var nambangan),
vitamin C dan likopen dalam mencegah kerusakan hepar akibat paparan okratoksin.
2 Tujuan khusus
1. Menjelaskan
pengaruh pemberian sari
buah jeruk Bali (Citrus maxima var
nambangan), vitamin
C dan likopen terhadap kadar SGOT serum darah mencit akibat paparan
okratoksin.
2. Menjelaskan pengaruh
pemberian sari buah jeruk
Bali (Citrus maxima var nambangan), vitamin C dan likopen terhadap kadar SGPT serum darah mencit akibat paparan
okratoksin.
MATERI DAN METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
K0
|
Olive Oil
|
Keterangan :
A :
Minggu pertama penelitian (adaptasi hewan coba)
B :
Minggu kedua penelitian
C :
Minggu ketiga penelitian
CMCNa :
Sodium
Carboxymethyl Cellulose
K0 :
Kontrol dengan pemberian adjuvan Olive
Oil
K1 :
Kontrol dengan pemberian adjuvan CMCNa
K2 :
Kontrol dengan pemberian okratoksin A
O :
Observasi
OTA : Okratoksin
P1 :
Perlakuan 1 (SBJB + Okratoksin)
P2 :
Perlakuan 2 (Vitamin C + Okratoksin)
P3 :
Perlakuan 3 (Likopen + Okratoksin)
P4 :
Perlakuan 4 (Vitamin C + Likopen + Okratoksin)
RA : Random Allocation
S : Sampel
SBJB : Sari buah Jeruk Bali
Vit C : Vitamin C
B. Unit
Eksperimen, Sampel size dan Randomisasi
1. Unit
eksperimen
Unit eksperimen yang digunakan
pada penelitian ini adalah mencit (Mus musculus) jantan strain
BALB/C dewasa, dengan umur antara dua hingga tiga bulan dan berat badan antara 20 hingga 30 gram. Hewan coba didapatkan dari unit
pemeliharaan hewan percobaan Pusat Veterinaria Farma (PUSVETMA) Surabaya.
2. Randomisasi
Mencit
jantan sebanyak 35 ekor, berumur dua hingga tiga bulan diadaptasikan terlebih
dahulu selama satu minggu sebelum digunakan sebagai sampel penelitian. Pada
masa adaptasi, seluruh mencit mendapatkan pakan dasar dan pemeliharaan standar
hingga umur dan berat badan memenuhi syarat untuk digunakan dalam penelitian
ini. Seluruh mencit disiapkan sebagai hewan model. Selanjutnya, 35 ekor mencit
dibagi menjadi tujuh kelompok, yaitu tiga kelompok kontrol dan empat kelompok
perlakuan sebagaimana yang terlihat pada rancangan penelitian.
C. Klasifikasi Variabel dan Definisi Operasional
Variabel
1. Klasifikasi Variabel
a. Variabel bebas, yaitu :
- Sari buah Jeruk Bali (Citrus
maxima var nambangan)
- Vitamin C
- Likopen
- Gabungan Vitamin C dan Likopen
b. Variabel kendali yaitu :
-
Umur hewan percobaan
-
Jenis kelamin hewan percobaan
-
Berat badan hewan percobaan
-
Dosis
dan cara pemberian perlakuan
-
Dosis
Okratoksin A
c. Variabel tergantung yaitu :
-
kadar
SGPT dan SGOT serum darah.
D. Bahan Penelitian
Bahan penelitian yang diperlukan
dan digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Sari buah jeruk Bali terstandar
Bahan yang dibutuhkan adalah sari buah Jeruk Bali (citrus maxima var nambangan) terstandar yang mengandung vitamin C
sebesar 416,50
µg/ml dan likopen sebesar 7,60 µg/ml.
2. Bahan untuk pembuatan hewan
model
Bahan
penelitian yang diperlukan dalam penelitian ini adalah mencit jantan, sekam,
pakan standart, air minum, HCL, eter, alkohol 70%, formalin.
3. Bahan
pemeriksaan laboratorium
Bahan
yang diperlukan untuk berbagai pemeriksaan dalam penelitian ini adalah:
a. Bahan untuk pemeriksaan SGOT dan SGPT
Bahan
yang diperlukan untuk pemeriksaan SGOT, SGPT adalah serum darah, pereaksi SGPT,
SGOT, alkohol, spuit disposible.
E. Prosedur
Pengambilan dan Pengumpulan Data
Data yang dimasukkan sebagai
hasil penelitian dikumpulkan dalam bentuk data primer. Untuk menjamin
reliabilitas dan validitasnya, penelitian dilakukan dilaboratorium yang standar
dan mempunyai peralatan lengkap dan pengalaman yang memadai dalam pembuatan
hewan model dan tatalaksana pemeriksaan hewan coba. Penelitian ini dilakukan di
Kandang Hewan Coba di Fakultas
Farmasi
Universitas Airlangga Surabaya.
F. Analisis Data
Terhadap data yang diperoleh, dilakukan
analisis statistik menggunakan SPSS.18. Metode yang digunakan untuk mengetahui
kenormalan distribusi variabel adalah menggunakan uji normalitas. Pengujian
data selanjutnya menggunakan uji ANOVA apabila didapatkan distribusi data
variabel normal, sedangkan apabila didapatkan distribusi variabel tidak normal
maka pengujian dilakukan menggunakan uji Kruskal wallis.
1. Pengambilan jaringan hepar dan sampel darah
Tindakan nekropsi dilakukan setelah hewan percobaan
dianesthesi menggunakan
eter hingga tingkat kesadarannya menurun,
lalu dilakukan nekropsi dan dilakukan eksisi hepar. Hepar yang telah dieksisi dan diproses lebih lanjut. digunakan
sebagai bahan pemeriksaan kadar MDA dengan metode TBA.
2. Perlakuan terhadap sampel
a. Pemeriksaan kadar SGOT dan SGPT serum darah
mencit diperiksa dengan metode
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
1. Pengaruh Sari Buah Jeruk Bali (Citrus
maxima var nambangan) Vitamin C dan Likopen Terhadap Kadar SGOT Serum Darah
Mencit (Mus musculus) Yang Terpapar Okratoksin A
Hasil analisis statistik dengan uji Kruskal Wallis pengaruh pemberian sari
buah jeruk Bali (Citrus
maxima var nambangan), vitamin C, likopen, serta kombinasi vitamin C dan
likopen, terhadap kadar SGOT serum darah mencit
yang terpapar okratoksin A, menunjukkan terdapat perbedaan yang sangat
nyata (p < 0,001) diantara perlakuan. Adapun rata-rata dan standart deviasi
kadar SGOT serum pada semua perlakuan dapat dilihat pada tabel 5.5 dan gambar
5.18.
Tabel 5.5 Rata-rata ± SD kadar
SGOT serum darah pada semua
perlakuan
Perlakuan
|
Rata-Rata
± Standard Deviasi
IU/L
|
K0(Olive Oil)
|
71.60 a ± 12.58
|
K1(CMCNa)
|
122.80 ab ± 33.43
|
K2(Okratoksin A)
|
594.00 c ± 207.27
|
P1(SBJB)
|
130.80 b ± 13.92
|
P2(Vitamin C)
|
117.60 b ± 30.00
|
P3(Likopen)
|
132.80 b ± 33.00
|
P4(Vitamin C + Likopen)
|
182.20 b ± 100.20
|
Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang
nyata
pada taraf kepercayaan α =0,05 ( p < 0,05)
Pada tabel 5.5 diketahui bahwa,
pemberian sari buah jeruk Bali (P1) terbukti secara signifikan (p < 0,05)
dapat menurunkan kadar SGOT pada mencit yang terpapar okratoksin. Efektivitas
sari buah jeruk Bali (P1) dalam menurunkan kadar SGOT serum mencit yang
terpapar okratoksin A pada penelitian ini, tidak berbeda nyata (p > 0,05)
dengan pemberian vitamin C (P2), likopen (P3), serta kombinasi vitamin C dan
likopen (P4).
Kadar SGOT serum darah mencit pada
kelompok yang diberi sari
buah jeruk Bali (Citrus
maxima var nambangan), vitamin C, likopen, serta kombinasi vitamin C dan
likopen, bertutur-turut adalah 130.80 ± 13.92 IU/L, 117.60± 30 IU/L, 132.80 ± 33
IU/L, dan 182.20 ± 100.20 IU/L dimana secara signifikan (p < 0,05) terbukti lebih
rendah bila dibandingkan kelompok yang hanya diberi okratoksin A (K2) dimana
kadar SGOT serum darah mencapai 594.00 ± 207.27 IU/L. Sementara itu, kadar SGOT serum darah mencit pada kelompok yang
diberi sari buah jeruk Bali
(Citrus maxima var nambangan), vitamin
C, likopen, serta kombinasi vitamin C dan likopen, secara signifikan (p
< 0,05) lebih tinggi jika dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif yang
mendapat adjuvan Olive Oil (K0),
namun tidak berbeda nyata (p > 0,05) bila dibandingkan dengan kelompok
kontrol negatif yang mendapat adjuvan CMCNa (K1).
2. Pengaruh Sari Buah Jeruk Bali (Citrus
maxima var nambangan) Vitamin C dan Likopen Terhadap Kadar SGPT
Serum Darah Mencit (Mus musculus) Yang Terpapar Okratoksin A
Hasil analisis statistik dengan uji Kruskal Wallis pengaruh pemberian sari
buah Jeruk Bali (Citrus
maxima var nambangan), vitamin C, likopen, serta kombinasi vitamin C dan
likopen, terhadap kadar SGPT serum darah mencit
yang terpapar okratoksin, menunjukkan terdapat perbedaan yang sangat
nyata (p < 0,001) diantara perlakuan. Adapun rata-rata dan standart deviasi
kadar SGPT serum pada semua perlakuan dapat dilihat pada tabel 5.6 dan gambar
5.19.
Tabel 5.6 Rata-rata ± SD kadar SGPT serum darah pada
semua
perlakuan
Perlakuan
|
Rata-Rata
± Standard Deviasi
IU / L
|
K0(Olive Oil)
|
35.20 a ± 4.55
|
K1(CMCNa)
|
48.80b ± 17.15
|
K2(Okratoksin A)
|
574.20c ± 225.53
|
P1(SBJB)
|
41.80 b ± 6.42
|
P2(Vitamin C)
|
41.60 ab ± 10.90
|
P3(Likopen)
|
42.40 ab ± 8.90
|
P4(Vitamin C + Likopen)
|
51.20ab ± 20.47
|
Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang
nyatapada
taraf kepercayaan α =0,05 ( p
< 0,05)
Pada tabel 5.6 diketahui bahwa,
pemberian sari buah jeruk Bali (P1) terbukti secara signifikan (p <0,05) dapat
menurunkan kadar SGPT pada mencit yang terpapar okratoksin A. Efektivitas sari
buah jeruk Bali (P1) dalam menurunkan kadar SGOT serum mencit yang terpapar
okratoksin A pada penelitian ini, tidak berbeda nyata (p > 0,05) dengan
pemberian likopen (P3) VIT C (P2) dan kombinasi vitamin C dan
likopen (P4),
Kadar SGPT serum darah mencit pada
kelompok yang diberi sari
buah jeruk Bali (Citrus
maxima var nambangan), vitamin C, likopen, serta kombinasi vitamin C dan
likopen, bertutur-turut adalah 41.80 ± 6.42 IU/L,
41.60± 10.90 IU/L, 42.40± 8.90 IU/L, dan 51.20± 20.47 IU/L dimana secara signifikan (p < 0,05) terbukti lebih
rendah bila dibandingkan kelompok yang hanya diberi okratoksin A (K2) dimana
kadar SGPT serum darah mencapai 574.20± 225.53 IU/L. Sementara itu, kadar SGPT serum darah mencit pada kelompok yang
diberi sari buah jeruk Bali
(Citrus maxima var nambangan),
secara signifikan (p < 0,05)
lebih tinggi jika dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif yang mendapat
adjuvan Olive Oil (K0), namun tidak
berbeda nyata (p > 0,05) bila dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif
yang mendapat adjuvan CMCNa (K1).
B. Pembahasan
1.
Pengaruh Sari Buah Jeruk Bali (Citrus
maxima var nambangan) Vitamin C dan Likopen Terhadap Kadar
SGOT dan SGPT Serum Darah Mencit (Mus musculus) Yang Terpapar Okratoksin A
Pada penelitian ini dosis okratoksin A (OTA) yang
diberikan sebesar 1 mg/kg BB/hari selama 1 minggu dapat meningkatkan kadar SGOT
dan SGPT serum darah mencit sebesar 12.5% dan 6.13%. Hal ini sesuai dengan
Bouaziz et al., (2008) yang
melaporkan bahwa, paparan okratoksin A (OTA) pada tikus dengan dosis 0.5 mg/kg
bb selama 21 hari dan dosis 0.289 mg/kg bb selama 90 hari dapat meningkatkan
kadar SGOT sebesar 11 % dan 99%. Dilaporkan juga bahwa, tikus yang diberikan paparan
okratoksi A (OTA) dengan dosis 0.5 mg/kg bb selama 21 hari dapat meningkatkan
kadar SGPT sebesar 9 % (Bouaziz et al.,
2008).
Pada penelitian ini pemberian sari buah jeruk Bali (Citrus maxima var nambangan) terbukti secara signifikan (p
< 0,05) dapat menurunkan kadar SGOT dan SGPT pada mencit yang terpapar
okratoksin.
Pada
penelitian ini diketahui
bahwa kadar SGPT serum darah mencit kelompok yang hanya diberi okratoksin A
(OTA) atau kelompok kontrol
positif adalah sebesar 594.00 ± 207.27 IU/L, sedangkan
pada kelompok terpapar namun diberi sari buah jeruk Bali (Citrus maxima var nambangan), kadar SGPT serum darah mencit lebih kecil dan
berbeda secara bermakna (p<0.05).
Pada penelitian ini manfaat
pemberian sari buah jeruk Bali (Citrus
maxima var nambangan) dalam menurunkan kadar SGOT serum plasma tidak
berbeda nyata (p > 0,05) dibandingkan dengan pemberian vitamin C, likopen
serta kombinasi vitamin C dan likopen. Demikian juga manfaat pemberian sari
buah jeruk Bali (Citrus maxima var
nambangan) terhadap kadar SGPT. Pada penelitian ini terbukti bahwa kelompok
yang hanya diberi vitamin C menunjukkan kadar SGPT yang tidak berbeda nyata (p
> 0,05) jika dibandingkan dengan kelompok yang diberi sari buah jeruk Bali (Citrus maxima var nambangan) dan
kelompok yang diberi kombinasi vitamin C dan likopen.
Hasil penelitian ini sama dengan
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kundusen, et al., (2011) yang melaporkan bahwa pemberian ekstrak Citrus Maxima dapat menurunkan SGOT dan
SGPT pada hepar tikus yang diinduksi dengan paracetamol dosis tinggi.
Manfaat tanaman herbal dengan
kandungan vitamin C atau likopen yang tinggi terhadap perlindungan fungsi hepar
telah banyak dilaporkan. Kataki, et al., (2012) melaporkan bahwa,
pemberian ekstrak metanol daun Jelatang (Urtica dioica), terbukti dapat melindungi fungsi normal hepar
yang dipapar dengan karbontetraklorid (CCl4). Pemberian ekstrak daun Jelatang (Urtica dioica) yang memiliki kandungan likopen tinggi, dengan dosis 400 mg/kg BB
selama tujuh hari dapat menurunkan kadar SGOT dan SGPT, serta meningkatkan
jumlah SOD pada sel hepatosit tikus putih yang dipapar CcL4.
Peningkatan
kadar SGOT dan SGPT serum darah mencit ini merupakan suatu konsekuensi dari
kerusakan struktur membran lipid sel hepatosit melalui reaksi peroksidasi yang
diakibatkan oleh okratoksin A (OTA). Peroksidasi lemak pada membran sel hepar serta gangguan sintesis protein
selama pemaparan okratoksin A (OTA), dapat mengakibatkan kematian sel dan perkembangan tumor (Dalle et al, 2006; Gagliano et al., 2006; Bouaziz et al., 2008; Jiang et
al., 2012). Kerusakan struktur membran hepar dapat mengakibatkan keluarnya
enzim-enzim transaminase dalam sel. Terdapat dua macam enzim yang berperan
sebagai biokatalisator dalam reaksi transaminasi yaitu, 1) enzim Aspartat Aminotransferase (AST) atau Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase
(SGOT) dan 2) enzim Alanin Amino
transferase (ALT) atau Serum Glutamic
Pyruvic Transaminase (SGPT). Keluarnya enzim-enzim tersebut dari dalam
hepatosit mengakibatkan peningkatan jumlahnya dalam serum (Boyer et al, 2006).
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa
pemberian sari buah jeruk Bali (Citrus
maxima var nambangan), vitamin C,
likopen serta kombinasi vitamin C dan likopen dapat mencegah nekrosis pada
sel-sel hepatosit akibat paparan okratoksin A
(OTA), sehingga didapatkan
penurunan kadar enzim SGOT serta SGPT dalam serum darah mencit.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil
penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa :
1.
Pemberian sari buah jeruk Bali (Citrus maxima var nambangan), vitamin C dan likopen dapat menurunkan
kadar SGOT serum darah mencit akibat paparan okratoksin.
2.
Pemberian sari buah jeruk Bali (Citrus maxima var nambangan), vitamin C dan likopen dapat menurunkan
kadar SGPT serum darah mencit akibat paparan okratoksin.
B. Saran
Perlu
dilakukan adanya penelitian lebih lanjut untuk :
1.
Dilakukan penelitian lebih lanjut
potensi antioksidan sari buah jeruk Bali (Citrus maxima var nambangan) terhadap toksisitas okratoksin pada hepar mencit dengan dosis yang berbeda
(kronis).
2.
Dilakukan penelitian lebih lanjut potensi
antioksidan sari buah jeruk Bali (Citrus
maxima var nambangan) terhadap
toksisitas okratoksin pada hepar mencit dengan mengukur kadar SOD, GSH dan
Katalase.
3.
Dilakukan penelitian lebih lanjut potensi
antioksidan sari buah jeruk Bali (Citrus
maxima var nambangan) terhadap
toksisitas okratoksin pada hepar mencit dengan mengukur kadar radikal bebas
secara langsung.
4.
Dilakukan penelitian lebih lanjut potensi
antioksidan sari buah jeruk Bali (Citrus
maxima var nambangan) terhadap
toksisitas okratoksin pada hepar mencit dengan mengukur ekspresi
protein-protein penting dalam menginduksi kematian sel secara apoptosis.
DAFTAR PUSTAKA
An
SH, Kang JH, Kim DH, Lee MS, 2011. Vitamin C increases the apoptosis via
up-regulation p53 during cisplatin treatment in human colon cancer cells. BMB
reports.
Amir H, Karas M,
Giat J, Danilenko M, Levy R, Yermiahu T, Levy J, Sharoni Y, 1999. “Lycopene and
1,25-dihydroxyvitamin D3 cooperate in the inhibition of cell cycle progression
and induction of differentiation in HL-60 leukemic cells”, Nutr. Cancer.
Vol. 33, pp. 105-112.
Anati LAL, Katzb N, Petzinger E, 2005. Interference of arachidonic acid and
its metabolites with TNF-á release by ochratoxin A from rat liver. Toxicology
208. 335–346.
Anli E, Alkis M, 2010. Ochratoxin A and Brewing Technology: A Review. J.
Inst. Brew. 116(1), 23–32.
Astawan M, 2009. Pemanfaatan Jeruk bali. Universitas Udayana. Bali.
Asikin N, 2001. Antioksidan endogen dan penilaian status antioksidan. Radikal bebas dan antioksidan dalam kesehatan. Dasar, aplikasi dan pemanfaatan alam. Bag. Biokimia FKUI : 1 – 17.
Asroruddin
Z, 2004. Likopen Sebagai Senyawa Fitonutrien & Peranannya Bagi Kesehatan
Manusia. http://eternalmovement.com.
Atanasova
GVK, Dimova PI, Pevicharova GT, 1997. Effect of food products on endogenous
generation of N-nitrosamines in rats. Br. J. N&r.78:335-45.
Boyer
TD, Wright TL, Manns MP, 2006. Zakim and Boyer’s Hepatology, A Textbook
of Liver Disease. Pathogenesis and Replication of Hepatitis C Virus; Fifth
Edition; Volume1;Saunders Elsevier; 125-147.
Calvo AM, Wilson RA, BokJW and keller NP, 2002. Relationship
between Secondary Metabolism and Fungal Development. Microbiology and Molecular
Biology Review 66, 447-459.
Capraro
J, Rossi F, 2012. The effects of ochratoxin A on liver metabolism. Mediterr J
Nutr Metab. DOI 10.1007/s12349-012-0101-3.
Clark, 2004. Ochratoxin-A: Its
Cancer Risk and Potential for Exposure. Journal of program on Breast Cancer and
Environmental Risk Factors.
Cotran RS, Vinary K
and Tucker C,
2007. Cellular Pathology I : Cell Injury and Cell Death. In pathologic Basic od
Disease, , 6th ed,
Philadelphia: W.B. Sounders Company, pp 18 - 25.
Cunningham
FX, Lee H, Gantt E, 2007. Carotenoid
biosynthesis in the primitive red alga Cyanidioschyzon merolae. Eukaryotic Cell
6 (3): 533–45.
Djarir M, 1992. Polifenol. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta, 77-78.
EFSA
(European Food Safety Authority), 2006. Opinion of the Scientific Panel
oncontaminants in the food chain on a request from the Commission related
toochratoxin A in food. Adopted on 4 April 2006. EFSA J. 365, 1–56.
Eum HA, Cha YN, Lee SM, 2007. Necrosis and
apoptosis: Sequence of liver damage following reperfusion after 60 min ischemia
in rats. Biochem. Biophys. Res. Commun. 358, 500-505.
Europen Commiission, 2000. Exposure
Assessment to Certain Contaminants. Reports of the Scientific Committee on Food
(SCF), Health and Consumer Protection Directorate-General, Brussels, Belgium.
Frank, 1995. Basic Toxicology:
fundamentals, organs, and risk assesment. Universitas Indonesia. Jakarta.
Gagliano
N, Dalle DI, Torri C, Migliori M, Grizzi F, Milzani A, Filippi C, Annoni G,
Colombo P, Costa F, Cava Grimaldi G, Bertelli AAE, Giovannini L, Gioia M, 2006.
Early cytotoxic effects of Ochratoxin A in rat liver: a morphological,
biochemical and molecular study. Toxicology 225, 214–224.
Giovannucci E, 2005. Tomato products,
lycopene, and prostate cancer: a review of the epidemiological literature. Journal of Nutrition,
vol. 135, no. 8, p. 2030S.
Guyton AC and Hall JE, 2006. Textbook of
Medical Physiology. 11th ed. Philadelphia, PA, USA: Elsevier Saunders.
Guzev, 2008. The
Effects of Cold Storage of Table Grapes, Sulphur Dioxide and Ethanol on Species
of Black Aspergillus Producing Ochratoxin A. International Journal of
Food Science and Technology. Israel.
Halliwell B and
Gutteridge JMC, 2007. Cellular responses to oxidative stress: adaptation, damage, repair,
senescence and death. Free Radicals in Biology and Medicine, 4rd Edition, Oxford
University Press, New York, pp.187-267.
Halliwell
B and Whiteman M, 2004, Measuring Reactive Species And Oxidative Damage In Vivo
And In Cell Culture: How Should You Do It And What Do Theresults Mean? Br J
Pharmacol, 142, 231-55.
Harahap IP, Sadikin M, Susanti E & Azizahwati, 1995. Daya hepatoprotektif bawang merah
(Allium ascalonicum L) terhadap efek destruksi radikal
bebas pada tikus keracunan CCl4. Majalah
Kedokteran Indonesia 45: 680-684.
Harrison
K, 1997. Vitamin C or Ascorbic acid @ 3DChem.com Structures of Vitamins. http://www.3dchem.com/molecules.asp?ID=69. Formal Chemical Name
(IUPAC)
Harjanto,
2003. Petanda Biologis dan Faktor yang Mempengaruhi Derajat Stres Oksidatif
pada Latihan Olahraga Aerobik Sesaat. Disertasi. Universitas Airlangga.
Surabaya.
Hastuti
US, 2001. Hepatotoksisitas Citrinin, Patulin dan Aflatoksin B1 pada Mencit (MusMusculus).
Disertasi. Universitas Airlangga. Surabaya.
Hastuti
US, 2010. Pencemaran Bahan Makanan dan Makanan Hasil Olahan Oleh Berbagai
Spesies Kapang Kontaminan Serta Dampaknya Bagi Kesehatan. Pidato Pengukuhan
Guru Besar dalam Bidang Ilmu Mikrobiologi. Universitas Negeri Malang. Malang.
Hayati
A, 2011, Spermatologi. Surabaya: pusat penerbitan dan percetakan Unair.
Hill MM, Adrain C, Martin SJ, 2010. Portrait of a
killer: the mitochondrial apoptosome emerges from the shadows.". Molecular Cell
Biology Laboratory, Department of Genetics, Smurfit Institute.
Janati
SSF, Beheshti HR, Fahim NK, Feizy J, 2011. Aflatoxins and Ochratoxinin A in
Bean from Iran.
Janette
H, Bradley E, 2012. A Review of the Diagnosis and Treatment of Ochratoxin A
Inhalational Exposure Associated with Human Illness and Kidney Disease
including Focal Segmental Glomerulosclerosis. Hindawi Publishing Corporation
Journal of Environmental and Public Health.
JECFA, Joint FAO/WHO
Expert Committee on Cancer on Food Additives, 2001. Safety evaluation of certain mycotoxin in
food. FAO, Food and nutrition paper 74, food additives series 47, Rome, Italy,
281-415.
JECFA, Joint FAO/WHO
Expert Committee on Cancer on Food Additives, 2002. Evaluation of certain mycotoxins in food.
56th report. World Health Organizations, Geneva, Switzerland.
Juliana
C, 2011. Pengaruh Suplementasi Vitamin C terhadap Aktivitas Sitokrom P450 1A1
(CYP1A1), Glutation-S-Transfer Dalam Hepar dan Embriotoksisitas Mencit Dengan
Intoksikasi Timbal. Disertasi. Universitas Airlangga
Kataki
MS, Murugamani V, Rajkumari A, Singh P, Awasthi D, Yadav RS, 2012. Antioxidant,
Hepatoprotective, and Anthelmintic Activities of Methanol Extract of Urtica
dioica L. Leaves. Pharmaceutical Crops 3, 38-46.
Khoury
AE and Atoui A, 2010. Ochratoxin A: General Overview and Actual Molecular
Status. Toxins. ISSN 2072-6651.
Kojo
S, 2004. Vitamin C: Basic Metabolism and Its Function as an Index of Oxidative
Stress. Current Medicinal Chemistry, 11. Bentham Science Publishers Ltd.
Kun
TD, Sunarmani, 2008. Parameter Likopen Dalam Standarisasi Konsentrat Buah
Tomat. Prosiding PPI Standarisasi. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Pascapanen Pertanian.
Kundusen
S, Gupta M, Mazumder UP, Haldari PK, Saha P, Bala A, 2011. Antitumor Activity
of Citrus maxima (Burm) Merr. Leaves in Ehrlich’s Ascites Carcinoma
Cell-Treated Mice. International Scholarly Research Network ISRN Pharmacology.
Article ID 138737, 4 pages.
Kundusen
S, Gupta M, Mazumder UP, Haldari PK, Panda SP, Bhattacharya S, 2011.
Exploration of in vivo antioxidant potential of Citrus maxima against
paracetamol induced hepatotoxicity in rats. Journal Der Pharmacia Sinica, 2
(3): 156-163.
Kuntz
B, Kuntz HD, 2008. Hepatology textbook and atlas. 3rd. Spinger medizin verlag
Heidelberg, Germany.
Mackinnon ES, Rao AV, Josse RG, Rao LG, 2011. Supplementation with the
antioxidant lycopene significantly decreases
oxidative stress parameters and the bone resorption marker N-telopeptide of type I collagen in postmenopausal women. Published online. International
Osteoporosis Foundation and National Osteoporosis Foundation Osteoporos Int 22:1091–1101.
Mascio PK, Sies SH, 1989. Lycopene as The Most
Efficient Biological Carotenoid Singlet oxygen Quencher, Archives of
Biochemistry and Biophysic.
Mates MJ, Jimenez FS, 1999. Antioxidant
enzymes and their implication in patho physiologic processes. Frontiers in
Biosience, 4, 399-345.
Maulida D dan Zulkarnaen
N, 2010.
Ekstraksi Antioksidan (Likopen) dari Buah Tomat dengan Menggunakan Solven
Campuran, n – Heksana, Aseton, dan Etanol. Jurusan Tehnik Kimia Fakultas Tehnik. Universitas Diponegoro. Semarang.
Mukono
HJ, 2005. Toksikologi Lingkungan Airlangga. Surabaya: Universitas Airlangga.
Miskiyah
C, Winarti, dan Broto W, 2010. Kontaminasi mikotoksin pada buah segar dan
produk olahannya serta penanggulangannya. Jurnal Litbang Pertanian 29 (3) :
79-85.
Mukono HJ, 2005. Toksikologi Lingkungan.
Cet. I. Airlangga University Press. Surabaya.
O’brien E, and Dietrich DR, 2005. Ochratoxin A: the continuing enigma.
Critical Reviews in Toxciology 35, 33-60.
Omar
HM, Ahmed EA, Ghafar SA, Mohammed S, Nasser AY, 2012. Hepatoprotective
effects of vitamin C, DPPD, and L-cysteine against cisplatin-induced oxidative
stress in male rats. J Biol Earth Sci (1): B28-B36.
Oyedepo
TA, 2012. Antioxidant potential of Citrus maxima fruit juice in rats.
Global Advanced Research Journal of Medicine and Medical Sciences Vol. 1(5) pp.
122-126, June.
Padayatty SJ, Katz A, Wang Y, 2003. Vitamin C as an
antioxidant: evaluation of its role in disease prevention. J Am Coll Nutr.
Papachristou A and Markaki P, 2004. Determination of ochratoxin
A in virgin olive oils of Greek by immunoaffinity column clean-up and
high-performance liquid chromatography. Food Additives and Contaminants 21,
85-92.
Petzinger E and Ziegler K, 2000. Ochratoxin A
from a toxicological perspective. Journal of Veterinary Pharmacholocy
Therapeutics 23, 91-98.
Reddy
KRN, Reddy CS, and Muralidharan K, 2008. Potential of botani- cals and
biocontrol agents on growth and aflatoxin production by Aspergillus flavus
infecting rice grains. Food Control. doi:10.1016/j. foodcont. 03. 009.
Ringot D, Changoa A, Schneider YJ, Larondelle Y, 2006.
Toxicokinetics and toxicodynamics of ochratoxin A, an update.
Chemico-Biological Interactions 159 (2006) 18–46.
Ross
AB, Vuong LT, Ruckle J, Synal HO, Ko¨nig TS, Wertz K, Ru¨mbeli R, Liberman RG, Skipper PL, Tannenbaum SR, Bourgeois
A, Guy PA, Enslen M, Nielsen ILF, Kochhar S, Richelle M, Fay LB, Williamson G,
2011. Lycopene bioavailability and metabolism in humans: an accelerator mass
spectrometry study1–3. Am J Clin Nutr ;93:1263–73. American Society for
Nutrition
Salam
NRAE, 2006. Ochratoxin A Induced Toxicity On Rat
Jejunal Mucosaand Evaluation Of The Protective Role Of Vitamin C A Histologicaland
Immunohistochemical Study. Egyptian Journal of Histology - vol. 29, no.2.
Schwarts GG, 2002. Hypothesis: Does ochratoxin
A cause testicular cancer? Cancer Causes and Control 13, 91-100.
Scolastici
C, Lima RO, Barbisan LF, Ferreira AL, Ribeiro A, Salvadori DMF, 2007. Lycopene
activity against chemically induced DNA damage in Chinese hamster ovary cells.
Toxicol. In vitro., 21, 840-845.
Seis H, Stahl W, 1995. Vitamin E and C.
β-caroten and other catoreniods as antioxidants. The American Journal Clinical
Nutrition. 62 ( SUPPL ) : 131S-1321S.
Shivashangari KS, Ravikumar V, Vinodhkumar R, Sheriff SAA, Devaki T, 2006.
Hepatoprotective Potential of Lycopene on D Galactosamine/Lipopolysaccharide
Induced Hepatitis in Rats. Pharmacology online 2: 151-170.
Sood S, Arora B, Bansal S, Muthuraman A, Gill NS, Arora R, Bali M, Sharma
PD, 2009. Antioxidant,
anti-inflammatory and analgesic potential of the Citrus decumana L. peel
extract. Published online. Inflammopharmacol 17:267–274
Sudiana
IK, 2008. Patobiologi Molekuler Kanker. Jakarta: Salemba Medika.
Sukardiman,
2007. Mekanisme Induksi apoptosis Pinostrobindari Kaempferia Pandurata Roxb dan
Andrografolid dari Andrographis Paniculata Nees terhadap Sel Kanker Manusia
Secara In Vitro dan Implikasinya Pada Penggunaan Secara In Vivo. Disertasi.
Universitas Airlangga.
Sulistyowati
Y, 2006. Pengaruh pemberian likopen terhadap status antioksidan (vitamin C,
vitamin E, dan gluthathion peroksidase) tikus (Rattus norvegitembagas
galur Sprague Dawley) hiperkolesterolemik [tesis] : Program Studi Magister Ilmu
Biomedik Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro.
Suryohudoyo P, 2000. Oksidan, Antioksidan dan radikal bebas. Kapita Selekta Ilmu Kedokteran Molekuler. Info Medika. Jakarta
: 31 - 47.
Spinella M, 2002. The Importance of Pharmacological
Synergy in Psychoactive Herbal Medicines. Alternative Medicine Review.Volume
7, No.2.
Vettorazzi
A, Fernández I, Trocóniz, González P, Arbillaga L, 2011. Kidney and liver
distribution of ochratoxin A in male and female F344 rats. Food and Chemical
Toxicology. Elsevier.
Wahyono
P, 2006. Aktivitas Antioksidan Ekstrak Buah Tomat (Lycopersicum pyriforme)
dalam mencegah kerusakan Hepar. Laporan Penelitian Fundamental. Lembaga
Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang.
Wahyono
P, 2008. Efek Ekstrak Buah Tomat (Licopersicum pyriforme) Terhadap
Ekspresi Kolagen Tipe 1, MMP-1, dan MMP-3 Pada Penuaan Kulit. Jurnal Kedokteran
Brawijaya, Vpl.XXIV, No. 3. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Malang.
Weidenbach
A, Schuh K, Failing K & Petzinger E, 2000. Ochratoxin A induced TNF-a
release from the isolated and blood-free perfused rat liver. Mycotoxin
Research, 16A, 189–193.
Widodo
MA, 2003. Calcium dan generasi Spesies Oksigen Reaktif pada Fungsi mitokondria.
Basic molekular Biology course on mithochondrial
medicine. 1-2 Agustus : 15 - 31.
Yanwirasti,
2004. Kajian Biologi Molekuler Kerusakan Sel Hati Sebagai Akibat Proses
Oksidatif Pada Biotransformasi Aflatoksin B1. Disertai. Universitas Airlangga.
Zakim D, and Boyer TD, 1990. Hepatology - A
textbook of liver disease Philadelphia: W.B. Saunders Company. Pp. 737 - 744.
No comments:
Post a Comment