Translate

Ad

Thursday, July 2, 2020

Full Paper: EFEKTIFITAS SARI BUAH JERUK BALI (Citrus maxima varnambangan), VITAMIN C DAN LIKOPEN TERHADAP GANGGUAN FUNGSI HEPAR PADA MENCIT (Mus musculus) AKIBAT PAPARAN OKRATOKSIN

Efektifitas Sari Buah Jeruk Bali (Citrus maxima varnambangan), Vitamin C dan Likopen Terhadap Gangguan Fungsi Hepar Pada Mencit (Mus musculus) Akibat Paparan Okratoksin

Badriyah
Universitas WR Supratman Surabaya

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi sari buah jeruk Bali (Citrus maxima varnambangan), vitamin C, likopen serta kombinasi vitamin C dan likopen, sebagai antioksidan terhadap gangguan fungsi hepar pada mencit (Mus musculus) akibat paparan okratoksin A (OTA).
Mencit jantan (Mus musculus) strain balb/c sebanyak 35 ekor, berumur dua hingga tiga bulan dibagi secara random menjadi tujuh kelompok perlakuan (n=5), yaitu K0, K1, K2, P1, P2, P3, P4, masing-masing untuk kelompok kontrol yang hanya diberi adjuvant Olive Oil (K0), adjuvant CMC-Na (K1), okratoksin A (K2), diberi sari buah jeruk Bali dosis 0,5 ml/30 g BB/hari (P1), vitamin C sebesar 5,85 µg (P2), likopen sebesar 0,1025 µg (P3), serta kombinasi antara vitamin C dosis 5,85 µg/30 g BB mencit dan likopen sebesar 0,1025 µg/30 g BB (P4).  Pada kelompok K0, K1, K2, pemberian bahan perlakuan diberikan selama satu minggu yaitu pada minggu ketiga, sedangkan pada kelompok P1, P2, P3 dan P4 pemberian senyawa antioksidan dilakukan selama dua minggu dimulai pada minggu kedua, dimana pada awal minggu ketiga dilakukan pemberian okratoksin A dengan dosis 1 mg/kg BB/hari selama satu minggu. Pada hari ke-21 semua hewan coba dikorbankan untuk pengumpulan data.
Hasil analisis statistic dengan ujiKruskal Wallis yang dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney mununjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata diantara perlakuan (p<0,05). Terbukti bahwa pada semua kelompok yang diberia ntioksidan (P1, P2, P3, dan P4) secara signifikan (p<0,05) mampu mencegah fungsi sel hepar pasca pemaparan okratoksin A.
Pemberian sari buah jeruk Bali (Citrus maxima varnambangan), vitamin C dan likopen terbukti dapat menurunkan kadar SGOT dan SGPT serum darah mencit yang dipapar dengan okratoksin A. Penelitian ini juga membuktikan bahwa potensi sari buah jeruk Bali (Citrus maxima varnambangan) terbukti tidak berbeda nyata (p > 0,05) dengan vitamin C, likopen maupun kombinasi vitamin C dan likopen dalam mencegah reaktifitas radikal bebas akibat paparan OTA pada hepar mencit. 
               

Kata Kunci :        Jeruk Bali, Citrus maxima varnambangan, Okratoksin, Fungsi Hepar







PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
          Okratoksin (OTA) merupakan jenis mikotoksin yang dihasilkan oleh kapang. Mikotoksin umumnya ditemukan sebagai kontaminan pada bahan makanan dan makanan hasil olahan, antara lain pada biji-bijian seperti jagung, gandum, beras, kacang-kacangan, kedelai, kopi, kakao, rempah, anggur dan buah-buahan  (Papachristou and Markaki, 2004).
          Pada negara-negara maju, regulasi yang mengatur tentang jumlah kontaminan okratoksin dalam bahan makanan telah diterapkan dan diawasi secara ketat.
                 Saat ini metabolisme okratoksin pada tubuh mamalia belum sepenuhnya diketahui. Dua organ yang diketahui memiliki peran penting dalam biotransformasi okratoksin, sekaligus terkena dampak negatif pada kasus keracunan okratoksin adalah ginjal dan hepar. Dilaporkan bahwa, pada kasus keracunan okratoksin, akumulasi senyawa mikotoksin tersebut paling tinggi ditemukan pada darah, ginjal dan hepar (Ringot et al., 2006).
          Okratoksin dimetabolisme di dalam hati menghasilkan metabolit yang reaktif. Perubahan ini dikatalisator oleh enzim P-450 dengan cara mengoksidasi okratoksin melalui reaksi rantai hidroklasi substrat. Reaksi rantai ini akan menghasilkan O2- (superoksida) dan H2O2. O2- yang sangat berbahaya bila terdapat bersamaan dengan H2O2  karena dapat membentuk radikal hidroksil (OH). Disamping itu   OH  dapat bereaksi dengan logam transisi seperti Fe2+ dan Cu2+ melalui reaksi Fenton (Halliwell and Gutteridge, 2007).
                 Peroksidasi lipid pada membran sel akan menyebabkan peningkatan permeabilitas membran, sehingga terjadi pembengkakan pasif mitokondria yang akan memperparah kerusakan sel (Hayati, 2011). Kerusakan membran mitokondria dapat mengakibatkan penurunan produksi ATP yang berujung pada terganggunya permeabilitas membran sel dan pompa Na- K, hingga mengakibatkan  akumulasi air dalam sel dan organel (degenerasi hidropik). Proses retrogresif sel yang reversibel tersebut dapat berubah menjadi irreversibel dan memicu terjadinya kematian sel secara nekrosis, bila terjadi peningkatan akumulasi ion calsium intraselluler, yang masuk kedalam sel akibat terganggunya permeabilitas membran sel (Gavin, 2007).
          Pada dasarnya berbagai radikal bebas  seperti,  O2●-, H2O2 dan OH dapat terbentuk pada proses metabolisme tubuh normal,  namun hal ini dapat diredam oleh enzim antioksidan tubuh seperti katalase, superoxide dismutase (SOD), glutation serta senyawa antioksidan lain yang diperoleh dari bahan makan, seperti vitamin C, vitamin E, dan selenium. Induksi radikal bebas  yang terus menerus dan peningkatan jumlah radikal bebas yang berasal dari luar tubuh dapat menyebabkan gangguan kesimbangan  pertahanan  antioksidan, sehingga mengakibatkan terjadinya stres oksidatif.
          Penambahan suplemen  antioksidan yang berasal dari luar tubuh, merupakan  salah satu cara efektif dalam mereduksi stress oksidatif. Salah satu bahan makanan yang banyak mengandung antioksidan adalah buah jeruk Bali yang didalamnya diketahui mengandung vitamin C serta likopen. Buah jeruk Bali (Citrus maxima) telah terbukti mengandung vitamin C, dan likopen yang mempunyai efek antioksidan. Likopen diketahui bekerja sebagai antioksidan dengan cara menangkap radikal bebas (Scavenger antioxydant) dan memutus rantai peroksidasi yang dipicu oleh radikal bebas (chain breaking antioxydant), sementara itu vitamin C bekerja sebagai antioksidan dengan cara menangkap radikal bebas. Dilaporkan bahwa pemberian likopen sebesar 3,025 μg/100 g  serta vitamin C sebesar 38 mg/100 g yang terkandung dalam tomat mampu menurunkan SGPT dan SGOT hepar tikus coba yang diinduksi dengan CCl4 (Wahyono, 2006).
          Kandungan antioksidan vitamin C dan likopen dalam sari buah jeruk Bali diketahui cukup tinggi. Daging buah Buah jeruk Bali (Citrus maxima) diketahui mengandung  43 mg vitamin C dan  350 µg likopen untuk setiap 100 gram   daging buahnya (Maulida dan Zulkarnaen, 2010).
          Penelitian tentang dampak keracunan okratoksin terhadap ginjal telah banyak dilakukan, namun demikian dampak okratoksin terhadap kerusakan hepar  (hepatotoksisitas) masih sangat terbatas. Sebagai negara tropis dengan sumber keanekaragaman hayati yang melimpah, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi sari buah jeruk Bali (Citrus maxima var nambangan) merupakan varietas buah lokal, sebagai antioksidan dalam mencegah gangguan fungsi sel-sel hepatosit akibat paparan okratoksin.


B.      Rumusan Masalah      
          Berdasar latar belakang masalah dapat dibuat perumusan masalah  sebagai berikut  :
1.             Apakah pemberian sari buah jeruk Bali (Citrus maxima var nambangan), vitamin C dan likopen dapat menurunkan kadar SGOT serum darah mencit akibat paparan okratoksin?
2.             Apakah pemberian sari buah jeruk Bali (Citrus maxima var nambangan), vitamin C dan likopen dapat menurunkan kadar SGPT serum darah mencit akibat paparan okratoksin?.

C.      Tujuan Penelitian
1.       Tujuan umum
          Mengetahui  pengaruh pemberian sari buah Jeruk Bali (Citrus maxima var nambangan), vitamin C dan likopen dalam mencegah kerusakan hepar akibat paparan okratoksin.
2        Tujuan khusus
          1.    Menjelaskan pengaruh pemberian sari buah jeruk Bali (Citrus maxima var nambangan), vitamin C dan likopen terhadap kadar SGOT serum darah mencit akibat paparan okratoksin.
          2.    Menjelaskan pengaruh pemberian sari buah jeruk Bali (Citrus maxima var nambangan), vitamin C dan likopen terhadap kadar SGPT serum darah mencit akibat paparan okratoksin.
         


MATERI DAN METODE PENELITIAN

A.      Jenis Penelitian
K0

Olive Oil
          Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental laboratorium, dengan  menggunakan rancangan Rondomized post test only control group design. Sampel maupun perlakuan diusahakan dalam keadaan terkendali dan terukur sehingga pengaruh perlakuan lebih dipercaya.



Keterangan :
A                       : Minggu pertama penelitian (adaptasi hewan coba)
B                       : Minggu kedua penelitian
C                       : Minggu ketiga penelitian
CMCNa            : Sodium Carboxymethyl Cellulose
K0                      : Kontrol dengan pemberian adjuvan Olive Oil
K1                      : Kontrol dengan pemberian adjuvan CMCNa
K2                      : Kontrol dengan pemberian okratoksin A
O                       : Observasi
OTA                  : Okratoksin
P1                      : Perlakuan 1 (SBJB + Okratoksin)
P2                      : Perlakuan 2 (Vitamin C + Okratoksin)
P3                      : Perlakuan 3 (Likopen + Okratoksin)
P4                      : Perlakuan 4 (Vitamin C + Likopen + Okratoksin)
RA                     : Random Allocation
S                        : Sampel
SBJB                  : Sari buah Jeruk Bali
Vit C                  : Vitamin C


B.      Unit Eksperimen, Sampel size dan Randomisasi
1.       Unit eksperimen
          Unit eksperimen yang digunakan pada penelitian ini adalah mencit (Mus musculus) jantan strain BALB/C dewasa,  dengan umur antara dua hingga tiga bulan dan berat badan antara 20 hingga 30 gram. Hewan coba didapatkan dari unit pemeliharaan hewan percobaan Pusat Veterinaria Farma (PUSVETMA) Surabaya.

2.       Randomisasi
          Mencit jantan sebanyak 35 ekor, berumur dua hingga tiga bulan diadaptasikan terlebih dahulu selama satu minggu sebelum digunakan sebagai sampel penelitian. Pada masa adaptasi, seluruh mencit mendapatkan pakan dasar dan pemeliharaan standar hingga umur dan berat badan memenuhi syarat untuk digunakan dalam penelitian ini. Seluruh mencit disiapkan sebagai hewan model. Selanjutnya, 35 ekor mencit dibagi menjadi tujuh kelompok, yaitu tiga kelompok kontrol dan empat kelompok perlakuan sebagaimana yang terlihat pada rancangan penelitian.
C.      Klasifikasi Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1.       Klasifikasi Variabel
a.       Variabel bebas, yaitu :
-  Sari buah Jeruk Bali (Citrus maxima var nambangan)
-  Vitamin C
-  Likopen
-  Gabungan Vitamin C dan Likopen
b.       Variabel kendali yaitu :
-        Umur hewan percobaan
-        Jenis kelamin hewan percobaan
-        Berat badan hewan percobaan
-        Dosis dan cara pemberian perlakuan
-        Dosis Okratoksin A
c.     Variabel tergantung yaitu :
-        kadar SGPT dan SGOT serum darah.

D.      Bahan Penelitian
          Bahan penelitian yang diperlukan dan digunakan dalam penelitian ini adalah:
1.       Sari buah jeruk Bali terstandar
          Bahan yang dibutuhkan adalah sari buah Jeruk Bali (citrus maxima var nambangan) terstandar yang mengandung vitamin C sebesar 416,50 µg/ml dan likopen sebesar 7,60 µg/ml.
2.       Bahan untuk pembuatan hewan model
          Bahan penelitian yang diperlukan dalam penelitian ini adalah mencit jantan, sekam, pakan standart, air minum, HCL, eter, alkohol 70%, formalin.
3.       Bahan pemeriksaan laboratorium
          Bahan yang diperlukan untuk berbagai pemeriksaan dalam penelitian ini adalah:
          a.    Bahan untuk pemeriksaan SGOT dan SGPT
                 Bahan yang diperlukan untuk pemeriksaan SGOT, SGPT adalah serum darah, pereaksi SGPT, SGOT, alkohol, spuit disposible.

E.      Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data
          Data yang dimasukkan sebagai hasil penelitian dikumpulkan dalam bentuk data primer. Untuk menjamin reliabilitas dan validitasnya, penelitian dilakukan dilaboratorium yang standar dan mempunyai peralatan lengkap dan pengalaman yang memadai dalam pembuatan hewan model dan tatalaksana pemeriksaan hewan coba. Penelitian ini dilakukan di Kandang Hewan Coba di Fakultas
Farmasi Universitas Airlangga Surabaya.
F.      Analisis Data
          Terhadap data yang diperoleh, dilakukan analisis statistik menggunakan SPSS.18. Metode yang digunakan untuk mengetahui kenormalan distribusi variabel adalah menggunakan uji normalitas. Pengujian data selanjutnya menggunakan uji ANOVA apabila didapatkan distribusi data variabel normal, sedangkan apabila didapatkan distribusi variabel tidak normal maka pengujian dilakukan menggunakan uji Kruskal wallis.
 
1.       Pengambilan jaringan hepar dan sampel darah
          Tindakan nekropsi dilakukan setelah hewan percobaan dianesthesi menggunakan eter hingga tingkat kesadarannya menurun, lalu dilakukan nekropsi dan dilakukan eksisi hepar. Hepar yang telah dieksisi dan diproses lebih lanjut. digunakan sebagai bahan pemeriksaan kadar MDA dengan metode TBA.

2.       Perlakuan terhadap sampel
          a.    Pemeriksaan kadar SGOT dan SGPT serum darah mencit diperiksa dengan metode




HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    HASIL PENELITIAN

1.      Pengaruh Sari Buah Jeruk Bali (Citrus maxima var nambangan) Vitamin C dan Likopen Terhadap Kadar SGOT Serum Darah Mencit (Mus musculus) Yang Terpapar Okratoksin A


          Hasil analisis statistik dengan uji Kruskal Wallis pengaruh pemberian sari buah  jeruk Bali  (Citrus maxima var nambangan), vitamin C, likopen, serta kombinasi vitamin C dan likopen, terhadap kadar SGOT serum darah mencit  yang terpapar okratoksin A, menunjukkan terdapat perbedaan yang sangat nyata (p < 0,001) diantara perlakuan. Adapun rata-rata dan standart deviasi kadar SGOT serum pada semua perlakuan dapat dilihat pada tabel 5.5 dan gambar 5.18.
          Tabel 5.5  Rata-rata ± SD kadar SGOT serum darah pada semua
                          perlakuan
Perlakuan
Rata-Rata  ±  Standard Deviasi
IU/L
K0(Olive Oil)
71.60 a ± 12.58
K1(CMCNa)
122.80 ab ± 33.43
K2(Okratoksin A)
594.00 c ± 207.27
P1(SBJB)
130.80 b ± 13.92
P2(Vitamin C)
117.60 b ± 30.00
P3(Likopen)
132.80 b ± 33.00
P4(Vitamin C + Likopen)
182.20 b ± 100.20
          Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang
          nyata pada taraf  kepercayaan α =0,05  ( p < 0,05)

Pada tabel 5.5 diketahui bahwa, pemberian sari buah jeruk Bali (P1) terbukti secara signifikan (p < 0,05) dapat menurunkan kadar SGOT pada mencit yang terpapar okratoksin. Efektivitas sari buah jeruk Bali (P1) dalam menurunkan kadar SGOT serum mencit yang terpapar okratoksin A pada penelitian ini, tidak berbeda nyata (p > 0,05) dengan pemberian vitamin C (P2), likopen (P3), serta kombinasi vitamin C dan likopen (P4).
Kadar SGOT serum darah mencit pada kelompok yang diberi sari buah  jeruk Bali  (Citrus maxima var nambangan), vitamin C, likopen, serta kombinasi vitamin C dan likopen, bertutur-turut adalah 130.80 ± 13.92 IU/L, 117.60± 30 IU/L, 132.80 ± 33 IU/L, dan 182.20  ± 100.20 IU/L dimana secara signifikan (p < 0,05) terbukti lebih rendah bila dibandingkan kelompok yang hanya diberi okratoksin A (K2) dimana kadar SGOT serum darah mencapai 594.00 ± 207.27 IU/L. Sementara itu, kadar SGOT serum darah mencit pada kelompok yang diberi sari buah jeruk Bali (Citrus maxima var nambangan), vitamin C, likopen, serta kombinasi vitamin C dan likopen, secara signifikan (p < 0,05) lebih tinggi jika dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif yang mendapat adjuvan Olive Oil (K0), namun tidak berbeda nyata (p > 0,05) bila dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif yang mendapat adjuvan CMCNa (K1).


2.      Pengaruh Sari Buah Jeruk Bali (Citrus maxima var nambangan) Vitamin C dan Likopen Terhadap Kadar SGPT Serum Darah Mencit (Mus musculus) Yang Terpapar Okratoksin A           
           Hasil analisis statistik dengan uji Kruskal Wallis pengaruh pemberian sari buah  Jeruk Bali  (Citrus maxima var nambangan), vitamin C, likopen, serta kombinasi vitamin C dan likopen, terhadap kadar SGPT serum darah mencit  yang terpapar okratoksin, menunjukkan terdapat perbedaan yang sangat nyata (p < 0,001) diantara perlakuan. Adapun rata-rata dan standart deviasi kadar SGPT serum pada semua perlakuan dapat dilihat pada tabel 5.6 dan gambar 5.19.
          Tabel 5.6 Rata-rata ± SD kadar SGPT serum darah pada semua
                          perlakuan
Perlakuan
Rata-Rata  ±  Standard Deviasi
IU / L
K0(Olive Oil)
35.20 a ± 4.55
K1(CMCNa)
48.80b ± 17.15
K2(Okratoksin A)
574.20c ± 225.53
P1(SBJB)
41.80 b ± 6.42
P2(Vitamin C)
41.60 ab ± 10.90
P3(Likopen)
42.40 ab ± 8.90
P4(Vitamin C + Likopen)
51.20ab ± 20.47
          Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang
          nyatapada taraf  kepercayaan α =0,05  ( p < 0,05)



Pada tabel 5.6 diketahui bahwa, pemberian sari buah jeruk Bali (P1) terbukti secara signifikan (p <0,05) dapat menurunkan kadar SGPT pada mencit yang terpapar okratoksin A. Efektivitas sari buah jeruk Bali (P1) dalam menurunkan kadar SGOT serum mencit yang terpapar okratoksin A pada penelitian ini, tidak berbeda nyata (p > 0,05) dengan pemberian likopen (P3) VIT C (P2) dan kombinasi vitamin C dan likopen (P4),
Kadar SGPT serum darah mencit pada kelompok yang diberi sari buah  jeruk Bali  (Citrus maxima var nambangan), vitamin C, likopen, serta kombinasi vitamin C dan likopen, bertutur-turut adalah  41.80 ± 6.42 IU/L, 41.60± 10.90 IU/L, 42.40± 8.90 IU/L, dan 51.20± 20.47  IU/L dimana secara signifikan (p < 0,05) terbukti lebih rendah bila dibandingkan kelompok yang hanya diberi okratoksin A (K2) dimana kadar SGPT serum darah mencapai 574.20± 225.53 IU/L. Sementara itu, kadar SGPT serum darah mencit pada kelompok yang diberi sari buah  jeruk Bali  (Citrus maxima var nambangan),  secara signifikan (p < 0,05) lebih tinggi jika dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif yang mendapat adjuvan Olive Oil (K0), namun tidak berbeda nyata (p > 0,05) bila dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif yang mendapat adjuvan CMCNa (K1).



B.     Pembahasan
1.      Pengaruh Sari Buah Jeruk Bali (Citrus maxima var nambangan)  Vitamin C dan Likopen Terhadap Kadar SGOT dan SGPT  Serum Darah Mencit (Mus musculus) Yang Terpapar Okratoksin A

Pada penelitian ini dosis okratoksin A (OTA) yang diberikan sebesar 1 mg/kg BB/hari selama 1 minggu dapat meningkatkan kadar SGOT dan SGPT serum darah mencit sebesar 12.5% dan 6.13%. Hal ini sesuai dengan Bouaziz et al., (2008) yang melaporkan bahwa, paparan okratoksin A (OTA) pada tikus dengan dosis 0.5 mg/kg bb selama 21 hari dan dosis 0.289 mg/kg bb selama 90 hari dapat meningkatkan kadar SGOT sebesar 11 % dan 99%. Dilaporkan juga bahwa, tikus yang diberikan paparan okratoksi A (OTA) dengan dosis 0.5 mg/kg bb selama 21 hari dapat meningkatkan kadar SGPT sebesar 9 % (Bouaziz et al., 2008).
Pada penelitian ini pemberian sari buah jeruk Bali (Citrus maxima var nambangan) terbukti secara signifikan (p < 0,05) dapat menurunkan kadar SGOT dan SGPT pada mencit yang terpapar okratoksin.
Pada penelitian ini diketahui bahwa kadar SGPT serum darah mencit kelompok yang hanya diberi okratoksin A (OTA) atau kelompok kontrol positif adalah sebesar 594.00 ± 207.27 IU/L, sedangkan pada kelompok terpapar namun diberi sari buah  jeruk Bali (Citrus maxima var nambangan),  kadar SGPT serum darah mencit lebih kecil dan berbeda secara bermakna (p<0.05).
Pada penelitian ini manfaat pemberian sari buah jeruk Bali (Citrus maxima var nambangan) dalam menurunkan kadar SGOT serum plasma tidak berbeda nyata (p > 0,05) dibandingkan dengan pemberian vitamin C, likopen serta kombinasi vitamin C dan likopen. Demikian juga manfaat pemberian sari buah jeruk Bali (Citrus maxima var nambangan) terhadap kadar SGPT. Pada penelitian ini terbukti bahwa kelompok yang hanya diberi vitamin C menunjukkan kadar SGPT yang tidak berbeda nyata (p > 0,05) jika dibandingkan dengan kelompok yang diberi sari buah jeruk Bali (Citrus maxima var nambangan) dan kelompok yang diberi kombinasi vitamin C dan likopen.
Hasil penelitian ini sama dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kundusen, et al., (2011) yang melaporkan bahwa pemberian ekstrak Citrus Maxima dapat menurunkan SGOT dan SGPT pada hepar tikus yang diinduksi dengan paracetamol dosis tinggi.
Manfaat tanaman herbal dengan kandungan vitamin C atau likopen yang tinggi terhadap perlindungan fungsi hepar telah banyak dilaporkan. Kataki, et al., (2012) melaporkan bahwa,  pemberian ekstrak metanol daun Jelatang (Urtica dioica), terbukti dapat melindungi fungsi normal hepar yang dipapar dengan karbontetraklorid (CCl4). Pemberian ekstrak daun Jelatang (Urtica dioica) yang memiliki kandungan likopen tinggi, dengan dosis 400 mg/kg BB selama tujuh hari dapat menurunkan kadar SGOT dan SGPT, serta meningkatkan jumlah SOD pada sel hepatosit tikus putih yang dipapar CcL4.
Peningkatan kadar SGOT dan SGPT serum darah mencit ini merupakan suatu konsekuensi dari kerusakan struktur membran lipid sel hepatosit melalui reaksi peroksidasi yang diakibatkan oleh okratoksin A (OTA). Peroksidasi lemak pada membran  sel hepar serta gangguan sintesis protein selama pemaparan okratoksin A (OTA), dapat mengakibatkan  kematian sel dan perkembangan tumor (Dalle et al, 2006; Gagliano et al., 2006; Bouaziz et al., 2008;  Jiang et al., 2012). Kerusakan struktur membran hepar dapat mengakibatkan keluarnya enzim-enzim transaminase dalam sel. Terdapat dua macam enzim yang berperan sebagai biokatalisator dalam reaksi transaminasi yaitu, 1) enzim Aspartat Aminotransferase (AST) atau Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT) dan 2) enzim Alanin Amino transferase (ALT) atau Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT). Keluarnya enzim-enzim tersebut dari dalam hepatosit mengakibatkan peningkatan jumlahnya dalam serum (Boyer et al, 2006).
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa pemberian sari buah jeruk Bali  (Citrus maxima var nambangan),  vitamin C, likopen serta kombinasi vitamin C dan likopen dapat mencegah nekrosis pada sel-sel hepatosit akibat paparan okratoksin A (OTA), sehingga didapatkan penurunan kadar enzim SGOT serta SGPT dalam serum darah mencit.


KESIMPULAN DAN SARAN

A.        Kesimpulan
            Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa :
1.      Pemberian sari buah jeruk Bali (Citrus maxima var nambangan), vitamin C dan likopen dapat menurunkan kadar SGOT serum darah mencit akibat paparan okratoksin.
2.        Pemberian sari buah jeruk Bali (Citrus maxima var nambangan), vitamin C dan likopen dapat menurunkan kadar SGPT serum darah mencit akibat paparan okratoksin.

B.   Saran
       Perlu dilakukan adanya penelitian lebih lanjut untuk :
1.        Dilakukan penelitian lebih lanjut potensi antioksidan sari buah jeruk Bali (Citrus maxima var nambangan) terhadap toksisitas okratoksin pada hepar mencit dengan dosis yang berbeda (kronis).
2.        Dilakukan penelitian lebih lanjut potensi antioksidan sari buah jeruk Bali (Citrus maxima var nambangan) terhadap toksisitas okratoksin pada hepar mencit dengan mengukur kadar SOD, GSH dan Katalase.
3.        Dilakukan penelitian lebih lanjut potensi antioksidan sari buah jeruk Bali (Citrus maxima var nambangan) terhadap toksisitas okratoksin pada hepar mencit dengan mengukur kadar radikal bebas secara langsung.
4.        Dilakukan penelitian lebih lanjut potensi antioksidan sari buah jeruk Bali (Citrus maxima var nambangan) terhadap toksisitas okratoksin pada hepar mencit dengan mengukur ekspresi protein-protein penting dalam menginduksi kematian sel secara apoptosis.



DAFTAR PUSTAKA

An SH, Kang JH, Kim DH, Lee MS, 2011. Vitamin C increases the apoptosis via up-regulation p53 during cisplatin treatment in human colon cancer cells. BMB reports.

Amir H, Karas M, Giat J, Danilenko M, Levy R, Yermiahu T, Levy J, Sharoni Y, 1999. “Lycopene and 1,25-dihydroxyvitamin D3 cooperate in the inhibition of cell cycle progression and induction of differentiation in HL-60 leukemic cells”, Nutr. Cancer. Vol. 33, pp. 105-112.

Anati LAL, Katzb N, Petzinger E, 2005. Interference of arachidonic acid and its metabolites with TNF-á release by ochratoxin A from rat liver. Toxicology 208. 335–346.

Anli E, Alkis M, 2010. Ochratoxin A and Brewing Technology: A Review. J. Inst. Brew. 116(1), 23–32.

Astawan M, 2009. Pemanfaatan Jeruk bali. Universitas Udayana. Bali.

Asikin N, 2001. Antioksidan endogen dan penilaian status antioksidan. Radikal bebas dan antioksidan dalam kesehatan. Dasar, aplikasi dan pemanfaatan alam. Bag. Biokimia FKUI : 1 – 17.

Asroruddin Z, 2004. Likopen Sebagai Senyawa Fitonutrien & Peranannya Bagi Kesehatan Manusia. http://eternalmovement.com.

Atanasova GVK, Dimova PI, Pevicharova GT, 1997. Effect of food products on endogenous generation of N-nitrosamines in rats. Br. J. N&r.78:335-45.

Boyer TD, Wright TL, Manns MP, 2006. Zakim and Boyer’s Hepatology, A Textbook of Liver Disease. Pathogenesis and Replication of Hepatitis C Virus; Fifth Edition; Volume1;Saunders Elsevier; 125-147.

Calvo AM, Wilson RA, BokJW and keller NP, 2002. Relationship between Secondary Metabolism and Fungal Development. Microbiology and Molecular Biology Review 66, 447-459.

Capraro J, Rossi F, 2012. The effects of ochratoxin A on liver metabolism. Mediterr J Nutr Metab. DOI 10.1007/s12349-012-0101-3.


Clark, 2004. Ochratoxin-A: Its Cancer Risk and Potential for Exposure. Journal of program on Breast Cancer and Environmental Risk Factors.

Cotran RS, Vinary K and Tucker C, 2007. Cellular Pathology I : Cell Injury and Cell Death. In pathologic Basic od Disease, , 6th ed, Philadelphia: W.B. Sounders Company, pp 18 - 25.

Cunningham FX, Lee H, Gantt E, 2007. Carotenoid biosynthesis in the primitive red alga Cyanidioschyzon merolae. Eukaryotic Cell 6 (3): 533–45.

Djarir M, 1992. Polifenol. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta, 77-78.



EFSA (European Food Safety Authority), 2006. Opinion of the Scientific Panel oncontaminants in the food chain on a request from the Commission related toochratoxin A in food. Adopted on 4 April 2006. EFSA J. 365, 1–56.

Eum HA, Cha YN, Lee SM, 2007. Necrosis and apoptosis: Sequence of liver damage following reperfusion after 60 min ischemia in rats. Biochem. Biophys. Res. Commun. 358, 500-505.

Europen Commiission, 2000. Exposure Assessment to Certain Contaminants. Reports of the Scientific Committee on Food (SCF), Health and Consumer Protection Directorate-General, Brussels, Belgium.

Frank, 1995. Basic Toxicology: fundamentals, organs, and risk assesment. Universitas Indonesia. Jakarta.

Gagliano N, Dalle DI, Torri C, Migliori M, Grizzi F, Milzani A, Filippi C, Annoni G, Colombo P, Costa F, Cava Grimaldi G, Bertelli AAE, Giovannini L, Gioia M, 2006. Early cytotoxic effects of Ochratoxin A in rat liver: a morphological, biochemical and molecular study. Toxicology 225, 214–224.

Giovannucci E, 2005. Tomato products, lycopene, and prostate cancer: a review of the epidemiological literature. Journal of Nutrition, vol. 135, no. 8, p. 2030S.

Guyton AC and Hall JE, 2006. Textbook of Medical Physiology. 11th ed. Philadelphia, PA, USA: Elsevier Saunders.

Guzev, 2008. The Effects of Cold Storage of Table Grapes, Sulphur Dioxide and Ethanol on Species of Black Aspergillus Producing Ochratoxin A. International Journal of Food Science and Technology. Israel.
Halliwell B and Gutteridge JMC, 2007. Cellular responses to oxidative stress: adaptation, damage, repair, senescence and death. Free Radicals in Biology and Medicine, 4rd Edition, Oxford University Press, New York, pp.187-267.

Halliwell B and Whiteman M, 2004, Measuring Reactive Species And Oxidative Damage In Vivo And In Cell Culture: How Should You Do It And What Do Theresults Mean? Br J Pharmacol, 142, 231-55.

Harahap IP, Sadikin M, Susanti E & Azizahwati, 1995. Daya hepatoprotektif bawang merah (Allium ascalonicum L) terhadap efek destruksi radikal bebas pada tikus keracunan CCl4. Majalah Kedokteran Indonesia 45: 680-684.

Harrison K, 1997. Vitamin C or Ascorbic acid @ 3DChem.com Structures of Vitamins. http://www.3dchem.com/molecules.asp?ID=69. Formal Chemical Name (IUPAC)

Harjanto, 2003. Petanda Biologis dan Faktor yang Mempengaruhi Derajat Stres Oksidatif pada Latihan Olahraga Aerobik Sesaat. Disertasi. Universitas Airlangga. Surabaya.

Hastuti US, 2001. Hepatotoksisitas Citrinin, Patulin dan Aflatoksin B1 pada Mencit (MusMusculus). Disertasi. Universitas Airlangga. Surabaya.

Hastuti US, 2010. Pencemaran Bahan Makanan dan Makanan Hasil Olahan Oleh Berbagai Spesies Kapang Kontaminan Serta Dampaknya Bagi Kesehatan. Pidato Pengukuhan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Mikrobiologi. Universitas Negeri Malang. Malang.

Hayati A, 2011, Spermatologi. Surabaya: pusat penerbitan dan percetakan Unair.
Hill MM, Adrain C, Martin SJ, 2010. Portrait of a killer: the mitochondrial apoptosome emerges from the shadows.". Molecular Cell Biology Laboratory, Department of Genetics, Smurfit Institute.

Janati SSF, Beheshti HR, Fahim NK, Feizy J, 2011. Aflatoxins and Ochratoxinin A in Bean from Iran.

Janette H, Bradley E, 2012. A Review of the Diagnosis and Treatment of Ochratoxin A Inhalational Exposure Associated with Human Illness and Kidney Disease including Focal Segmental Glomerulosclerosis. Hindawi Publishing Corporation Journal of Environmental and Public Health.

JECFA, Joint FAO/WHO Expert Committee on Cancer on Food Additives, 2001. Safety evaluation of certain mycotoxin in food. FAO, Food and nutrition paper 74, food additives series 47, Rome, Italy, 281-415.

JECFA, Joint FAO/WHO Expert Committee on Cancer on Food Additives, 2002. Evaluation of certain mycotoxins in food. 56th report. World Health Organizations, Geneva, Switzerland.

Juliana C, 2011. Pengaruh Suplementasi Vitamin C terhadap Aktivitas Sitokrom P450 1A1 (CYP1A1), Glutation-S-Transfer Dalam Hepar dan Embriotoksisitas Mencit Dengan Intoksikasi Timbal. Disertasi. Universitas Airlangga

Kataki MS, Murugamani V, Rajkumari A, Singh P, Awasthi D, Yadav RS, 2012. Antioxidant, Hepatoprotective, and Anthelmintic Activities of Methanol Extract of Urtica dioica L. Leaves. Pharmaceutical Crops 3, 38-46.

Khoury AE and Atoui A, 2010. Ochratoxin A: General Overview and Actual Molecular Status. Toxins. ISSN 2072-6651.

Kojo S, 2004. Vitamin C: Basic Metabolism and Its Function as an Index of Oxidative Stress. Current Medicinal Chemistry, 11. Bentham Science Publishers Ltd.

Kun TD, Sunarmani, 2008. Parameter Likopen Dalam Standarisasi Konsentrat Buah Tomat. Prosiding PPI Standarisasi. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian.

Kundusen S, Gupta M, Mazumder UP, Haldari PK, Saha P, Bala A, 2011. Antitumor Activity of Citrus maxima (Burm) Merr. Leaves in Ehrlich’s Ascites Carcinoma Cell-Treated Mice. International Scholarly Research Network ISRN Pharmacology. Article ID 138737, 4 pages.

Kundusen S, Gupta M, Mazumder UP, Haldari PK, Panda SP, Bhattacharya S, 2011. Exploration of in vivo antioxidant potential of Citrus maxima against paracetamol induced hepatotoxicity in rats. Journal Der Pharmacia Sinica, 2 (3): 156-163.

Kuntz B, Kuntz HD, 2008. Hepatology textbook and atlas. 3rd. Spinger medizin verlag Heidelberg, Germany.



Mackinnon ES, Rao AV, Josse RG, Rao LG, 2011. Supplementation with the antioxidant lycopene significantly decreases oxidative stress parameters and the bone resorption marker N-telopeptide of type I collagen in postmenopausal women. Published online. International Osteoporosis Foundation and National Osteoporosis Foundation  Osteoporos Int 22:1091–1101.

Mascio PK, Sies SH, 1989. Lycopene as The Most Efficient Biological Carotenoid Singlet oxygen Quencher, Archives of Biochemistry and Biophysic.

Mates MJ, Jimenez FS, 1999. Antioxidant enzymes and their implication in patho physiologic processes. Frontiers in Biosience, 4, 399-345.

Maulida D dan Zulkarnaen N, 2010. Ekstraksi Antioksidan (Likopen) dari Buah Tomat dengan Menggunakan Solven Campuran, n – Heksana, Aseton, dan Etanol. Jurusan Tehnik Kimia Fakultas Tehnik. Universitas Diponegoro. Semarang.

Mukono HJ, 2005. Toksikologi Lingkungan Airlangga. Surabaya: Universitas Airlangga.

Miskiyah C, Winarti, dan Broto W, 2010. Kontaminasi mikotoksin pada buah segar dan produk olahannya serta penanggulangannya. Jurnal Litbang Pertanian 29 (3) : 79-85.

Mukono HJ, 2005. Toksikologi Lingkungan. Cet. I. Airlangga University Press. Surabaya.

O’brien E, and Dietrich DR, 2005. Ochratoxin A: the continuing enigma. Critical Reviews in Toxciology 35, 33-60.

Omar HM, Ahmed EA, Ghafar SA, Mohammed S, Nasser AY, 2012. Hepatoprotective effects of vitamin C, DPPD, and L-cysteine against cisplatin-induced oxidative stress in male rats. J Biol Earth Sci (1): B28-B36.

Oyedepo TA, 2012. Antioxidant potential of Citrus maxima fruit juice in rats. Global Advanced Research Journal of Medicine and Medical Sciences Vol. 1(5) pp. 122-126, June.

Padayatty SJ, Katz A, Wang Y, 2003. Vitamin C as an antioxidant: evaluation of its role in disease prevention. J Am Coll Nutr.

Papachristou A and Markaki P, 2004. Determination of ochratoxin A in virgin olive oils of Greek by immunoaffinity column clean-up and high-performance liquid chromatography. Food Additives and Contaminants 21, 85-92.

Petzinger E and Ziegler K, 2000. Ochratoxin A from a toxicological perspective. Journal of Veterinary Pharmacholocy Therapeutics 23, 91-98.

Reddy KRN, Reddy CS, and Muralidharan K, 2008. Potential of botani- cals and biocontrol agents on growth and aflatoxin production by Aspergillus flavus infecting rice grains. Food Control. doi:10.1016/j. foodcont. 03. 009.

Ringot D, Changoa A, Schneider YJ, Larondelle Y, 2006. Toxicokinetics and toxicodynamics of ochratoxin A, an update. Chemico-Biological Interactions 159 (2006) 18–46.

Ross AB, Vuong LT, Ruckle J, Synal HO, Ko¨nig TS, Wertz K, Ru¨mbeli R, Liberman RG, Skipper PL, Tannenbaum SR, Bourgeois A, Guy PA, Enslen M, Nielsen ILF, Kochhar S, Richelle M, Fay LB, Williamson G, 2011. Lycopene bioavailability and metabolism in humans: an accelerator mass spectrometry study1–3. Am J Clin Nutr ;93:1263–73. American Society for Nutrition

Salam NRAE, 2006. Ochratoxin A Induced Toxicity On Rat Jejunal Mucosaand Evaluation Of The Protective Role Of Vitamin C A Histologicaland Immunohistochemical Study. Egyptian Journal of Histology - vol. 29, no.2.

Schwarts GG, 2002. Hypothesis: Does ochratoxin A cause testicular cancer? Cancer Causes and Control 13, 91-100.

Scolastici C, Lima RO, Barbisan LF, Ferreira AL, Ribeiro A, Salvadori DMF, 2007. Lycopene activity against chemically induced DNA damage in Chinese hamster ovary cells. Toxicol. In vitro., 21, 840-845.

Seis H, Stahl W, 1995. Vitamin E and C. β-caroten and other catoreniods as antioxidants. The American Journal Clinical Nutrition. 62 ( SUPPL  ) : 131S-1321S.

Shivashangari KS, Ravikumar V, Vinodhkumar R, Sheriff SAA, Devaki T, 2006. Hepatoprotective Potential of Lycopene on D Galactosamine/Lipopolysaccharide Induced Hepatitis in Rats. Pharmacology online 2: 151-170.



Sood S, Arora B, Bansal S, Muthuraman A, Gill NS, Arora R, Bali M, Sharma PD, 2009. Antioxidant, anti-inflammatory and analgesic potential of the Citrus decumana L. peel extract. Published online. Inflammopharmacol 17:267–274

Sudiana IK, 2008. Patobiologi Molekuler Kanker. Jakarta: Salemba Medika.

Sukardiman, 2007. Mekanisme Induksi apoptosis Pinostrobindari Kaempferia Pandurata Roxb dan Andrografolid dari Andrographis Paniculata Nees terhadap Sel Kanker Manusia Secara In Vitro dan Implikasinya Pada Penggunaan Secara In Vivo. Disertasi. Universitas Airlangga.

Sulistyowati Y, 2006. Pengaruh pemberian likopen terhadap status antioksidan (vitamin C, vitamin E, dan gluthathion peroksidase) tikus (Rattus norvegitembagas galur Sprague Dawley) hiperkolesterolemik [tesis] : Program Studi Magister Ilmu Biomedik Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro.

Suryohudoyo P, 2000. Oksidan, Antioksidan dan radikal bebas. Kapita Selekta Ilmu Kedokteran Molekuler. Info Medika. Jakarta : 31 - 47.

Spinella M, 2002. The Importance of Pharmacological Synergy in Psychoactive Herbal Medicines. Alternative Medicine Review.Volume 7, No.2.

Vettorazzi A, Fernández I, Trocóniz, González P, Arbillaga L, 2011. Kidney and liver distribution of ochratoxin A in male and female F344 rats. Food and Chemical Toxicology. Elsevier.

Wahyono P, 2006. Aktivitas Antioksidan Ekstrak Buah Tomat (Lycopersicum pyriforme) dalam mencegah kerusakan Hepar. Laporan Penelitian Fundamental. Lembaga Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang.

Wahyono P, 2008. Efek Ekstrak Buah Tomat (Licopersicum pyriforme) Terhadap Ekspresi Kolagen Tipe 1, MMP-1, dan MMP-3 Pada Penuaan Kulit. Jurnal Kedokteran Brawijaya, Vpl.XXIV, No. 3. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.

Weidenbach A, Schuh K, Failing K & Petzinger E, 2000. Ochratoxin A induced TNF-a release from the isolated and blood-free perfused rat liver. Mycotoxin Research, 16A, 189–193.

Widodo MA, 2003. Calcium dan generasi Spesies Oksigen Reaktif pada Fungsi mitokondria. Basic molekular Biology course on mithochondrial medicine. 1-2 Agustus : 15 - 31.

Yanwirasti, 2004. Kajian Biologi Molekuler Kerusakan Sel Hati Sebagai Akibat Proses Oksidatif Pada Biotransformasi Aflatoksin B1. Disertai. Universitas Airlangga.

Zakim D, and Boyer TD, 1990. Hepatology - A textbook of liver disease Philadelphia: W.B. Saunders Company. Pp. 737 - 744.



No comments:

Post a Comment