Translate

Ad

Wednesday, September 10, 2014

Persepsi konsumen

Konsumen adalah seseorang atau sekelompok orang yang membeli suatu produk untuk dipakai sendiri atau dan tidak untuk dijual kembali. Istilah konsumen  sering diartikan sebagai dua jenis konsumen yaitu: konsumen individu dan konsumen organisasi. Konsumen individu membeli barang dan jasa untuk digunakan sendiri, sedangkan konsumen organisasi membeli barang atau jasa untuk keperluan kegiatan operasional organisasi.


Find Exclusive Tutorial About:




Pengolahan informasi pada diri konsumen terjadi ketika salah satu pancaindera konsumen menerima input dalam bentuk stimulus. Stimulus bisa berbentuk produk, nama merek, kemasan, iklan, nama produsen. Iklan berbagai macam produk yang ditayangkan di televisi dan radio adalah stimulus yang dirancang khusus  oleh produsen agar menarik perhatian konsumen sehingga konsumen mau mendengarkan dan melihat iklan tersebut. Suatu hal yang penting dalam mengemas pesan iklan atau pesan komunikasi tersebut adalah dengan memahami target sasaran pesan tersebut. Produsen harus memahami bagaimana  konsumen mengolah  informasi. Pengetahuan ini penting bagi produsen agar bisa merancang proses komunikasi yang efektif bagi konsumen    ( Sumarwan 2003)
Sumarwan (2003) menyatakan bahwa ada lima tahap pengolahan informasi, yaitu sebagai berikut:
1.   Pemaparan (exposure): pemaparan stimulus yang menyebabkan konsumen menyadari stimulus tersebut melalui pancainderanya.
2.      Perhatian (attention): Kapasitas pengolahan yang dialokasikan konsumen terhadap stimulus yang masuk
3.        Pemahaman (comprehension): interpretasi terhadap makna stimulus
4.         Penerimaan (acceptance): dampak persuasif stimulus konsumen
5.         Retensi (retention): Pengalihan makna stimulus dan persuasi pada ingatan jangka panjang (long term memory)
Ada beberapa pendapat para ahli mengenai proses belajar konsumen. Solomon (1999) mendefinisikan ”learning refers to a relatively permanent change in behavior that is caused by experience”, belajar adalah perubahan perilaku yang relative permanent yang diakibatkan oleh pengalaman.
Schiffman dan Kanuk (2004), “from a marketing perspective, however, consumer learning can be thought of as the process by which individuals acquire the purchase and consumption knowledge and experience that they apply to future related behavior”, dari perspektif pemasaran, proses belajar konsumen dapat diartikan sebagai sebuah proses dimana seseorang memperoleh pengetahuan dan pengalaman pembelian dan konsumsi yang akan ia terapkan pada perilaku yang terkait pada masa datang.
Sumarwan (2003) mengartikan “learning can be viewed as a relatively permanent change in behavior occurring as a result of experience”, belajar dapat dipandang sebagai perubahan yang relative permanent dari perilaku yang muncul akibat pengalaman.
http://hikamirzan.com/gametester
 Pengetahuan dan Sikap Konsumen
Sumarwan (2003) menyatakan bahwa pengetahuan konsumen akan mempengaruhi keputusan pembelian. Ketika konsumen memiliki pengetahuan yang lebih banyak, maka ia akan lebih baik dalam mengambil keputusan, ia akan lebih efisien dan lebih tepat dalam mengolah informasi dan mampu merecall informasi dengan lebih baik. Sikap (attitudes) konsumen adalah faktor penting yang akan mempengaruhi keputusan konsumen. Konsep sikap sangat terkait dengan konsep kepercayaan (belief) dan perilaku (behavior).
Mowen dan Minor (1993) menyebutkan bahwa istilah pembentukan sikap konsumen (consumer attitude formation) seringkali menggambarkan hubungan antara kepercayaan, sikap dan perilaku. Kepercayaan, sikap dan perilaku juga terkait dengan konsep atribut produk (product attribute). Atribut produk adalah karakteristik dari suatu produk. Konsumen biasanya memiliki kepercayaan terhadap atribut suatu produk. Kepercayaan konsumen adalah pengetahuan konsumen mengenai suatu objek, atributnya dan manfaatnya (mowen dan Minor, 1993)
Mowen dan Minor (1993), Schiffman dan Kanuk (2004) mengemukakan empat fungsi dari sikap, yaitu (a) fungsi utilitarian, (b) fungsi mempertahankan ego, (c) fungsi ekpresi nilai, (d) fungsi pengetahuan. Keempat fungsi tersebut menurut Sumarwan (2002) dapat digunakan oleh pemasar sebagai metode untuk mengubah sikap konsumen terhadap produk, jasa atau merek. Pemasar yang menggunakan pendekatan fungsi sikap dalam mengubah sikap konsumen disebut sebagai pendekatan ” mengubah fungsi motivasi dasar dari konsumen”

No comments:

Post a Comment