Kotler
(2007) menyatakan bahwa kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan
seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang ia rasakan
dibandingkan dengan harapannya, sedangkan Wilkie mendefinisikan kepuasan
pelanggan sebagai suatu tanggapan emosial pada evaluasi terhadap
pengalaman konsumsi suatu produk atau jasa (Tjiptono,1997).
Tingkat
Kepuasan konsumen ditentukan oleh besarnya gap (kesenjangan) antara
harapan konsumen dengan kenyataan jasa yang diterima oleh konsumen.
Semakin besar kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang diterima
konsumen, maka akan semakin besar ketidakpuasan konsumen terhadap
layanan jasa tersebut. Ketidakpuasan konsumen terhadap suatu jasa
pelayanan karena tidak sesuai dengan yang diharapkan dapat berdampak
negatif terhadap keberhasilan jasa pelayanan tersebut (Engel,1995). Jika
kesenjangan yang terjadi ini tidak diantisipasi, maka dapat menyebabkan
kegagalan pemasaran barang atau jasa. Zeithaml et al (1990)
mengidentifikasi 5 jenis kesenjangan, yaitu:
1. Kesenjangan antara jasa yang diharapkan dengan persepsi manajemen mengenai harapan konsumen
2. Kesenjangan antara persepsi manajemen mengenai harapan konsumen dan spesifikasi service quality (kualitas layanan)
3.
Kesenjangan antara spesifikasi kualitas layanan dengan pemberian jasa.
Dalam tahap ini pemasar dihadapkan pada masalah seberapa jauh mereka
memiliki pandangan yang sama terhadap produk dan jasa yang akan
disampaikan, sehingga dapat berhasil ditransformasikan dengan baik
kepada konsumen.
4. Kesenjangan antara penyampaian jasa dengan komunikasi eksternal kepada konsumen
5. Kesenjangan antara jasa yang diharapkan dengan jasa yang diterima oleh konsumen.
Kottler
(2007) menyatakan bahwa perusahaan banyak menggunakan berbagai cara
untuk mempertahankan salah satunya adalah memastikan kualitas produk dan
jasa memenuhi harapan konsumen. Pemenuhan harapan akan menciptakan kepuasan bagi konsumen. Konsumen yang terpuaskan akan menjadi pelanggan dan mereka akan:
1. melakukan pembelian ulang
2. mengatakan hal-hal yang baik tentang perusahaan kepada orang lain.
3. kurang memperhatikan merek ataupun iklan produk pesaing
4. membeli produk yang lain dari perusahaan yang sama
Setiap
perusahaan atau organisasi yang menggunakan strategi kepuasan konsumen
akan menyebabkan para pesaingnya berusaha keras merebut atau
mempertahankan konsumen suatu perusahaan. Kepuasan konsumen merupakan
strategi jangka panjang yang membutuhkan konsumen baik dari segi dana
maupun sumber daya manusia. Beberapa strategi yang dipadukan untuk meraih dan meningkatkan kepuasan pelanggan meliputi:
a. Relation marketing
Strategi dimana transaksi pertukaran antara pembeli dan penjual berkelanjutan, tidak berakhir setelah penjualan selesai. Relationship Marketing berdasar pada:
1. Fokus customer retention.
2. Orientasi manfaat produk
3. Orientasi jangka panjang
4. Layanan pelanggan yang sangat diperhatikan dan ditekankan
5. Komitmen terhadap konsumen sangat tinggi
6. Kontak dengan pelanggan sangat tinggi
7. Kualitas yang merupakan perhatian sangat tinggi
b. Strategi Superior Customer Service
Strategi ini menawarkan strategi yang lebih baik daripada pesaing. Perusahaan atau organisasi yang menggunakan strategi ini harus
memiliki dana yang cukup besar dan kemampuan SDM yang unggul, serta
memiliki usaha yang gigih agar tercipta suatu pelayanan yang menawarkan customer service yang lebih baik akan membebankan harga yang lebih tinggi daripada produk atau jasa yang dihasilkan.
c. Strategi unconditional guarantees atau extra ordinary guarantees.
Strategi
ini berintikan komitmen untuk memberikan kepuasan konsumen yang
akhirnya akan menjadi sumber dinamisme penyempurnaan mutu produk atau
jasa dan kinerja perusahaan.
d. Strategi penanganan keluhan yang efisien
Memberikan peluang bagi perusahaan untuk mengubah konsumen yang tidak puas (unsatisfied customer) menjadi konsumen yang puas (satisfied customer) terhadap produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan.
e. Strategi peningkatan kinerja perusahaan
Suatu
strategi meliputi berbagai upaya seperti melakukan pemantauan dan
pengukuran kepuasan konsumen secara berkesinambungan, memberikan
pendidikan dan pelatihan yang mencakup komunikasi dan public relation
terhadap pihak manajemen dan karyawan, memasukkan unsur kemampuan untuk
memuaskan konsumen yang penilaiannya bias didasarkan pada survei
konsumen, dalam sistem penilaian prestasi karyawan dan memberikan enpowerment yang lebih besar kepada karyawan dalam melaksanakan tugasnya.
f. Penerapan Quality Function Deployment (QFD)
Merupakan
praktek dalam merancang suatu proses sebagai tanggapan terhadap
kebutuhan konsumen. Hal ini melibatkan konsumen dalam proses
mengembangkan produk/jasa sedini mungkin, dengan demikian memungkinkan
perusahaan untuk memperioritaskan kebutuhan konsumen serta memperbaiki
proses hingga tercapainya efektivitas maksimum.
Kepuasan pelanggan menurut Rangkuti (2006)
adalah mengukur sejauh mana harapan pelanggan terhadap produk atau jasa
yang diberikan dan telah sesuai dengan aktual produk atau jasa yang ia
rasakan. Kotler (2007) secara umum ia menyatakan bahwa “Kepuasan adalah
perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan
antara persepsi/kesannya terhadap kinerja (atau hasil) suatu produk dan
harapan-harapannya”.
Menurut Engel (1995), kepuasan pelanggan merupakan“Evaluasi purna beli di mana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya memberikan hasil (outcome) sama atau melampaui harapan pelanggan, sedangkan ketidakpuasan pelanggan timbul apabila hasil yang diperoleh tidak memenuhi harapan pelanggan.”
Find Exclusive Tutorial From:
Become a game tester: Discover how to earn money from playing the game