Sampling adalah penggunaan subset dari populasi untuk mewakili keseluruhan. Jika seseorang memutuskan untuk menggunakan sampel dalam studi mereka, ada dua metode yang tersedia untuk memilih metode pengambilan sampelnya. Dua jenis metode pengambilan sampel tersebut adalah probability sampling, di mana setiap orang memiliki probabilitas yang dikenal non-nol menjadi sampel, dan non-probability sampling, di mana anggotanya dipilih dalam metodologi non-acak.
Ada beberapa jenis metode probability sampling. Tiga yang disebutkan di sini: random sampling, stratified sampling dan sampling sistematik. Dalam random sampling, setiap anggota dari populasi memiliki kesempatan yang sama dan dikenal untuk terpilih. Seleksi ini dilakukan oleh dasarnya memilih keluar dari topi. di stratified sampling, populasi dibagi oleh satu atau lebih karakteristik dan kemudian random sampling dilakukan dalam setiap kesenjangan. Stratified sampling dilakukan ketika seorang peneliti ingin memastikan tertentu yang kelompok populasi yang dipilih dalam sampel. Misalnya, jika ada yang memilih sampel dari mahasiswa sarjana dan ingin memastikan bahwa semua kelas (mahasiswa, sophomore, junior, Senior) maka mereka mungkin stratifikasi oleh kelas dan kemudian secara acak sampel dari masing-masing kelas. Sampling sistematik, juga dikenal sebagai 1 di K sampling dimana peneliti memilih setiap "k" th anggota dari ordered list.
Sebagian besar metode pengambilan sampel non-probabilitas yang digunakan apabila pengambilan dengan random sampling tidak memungkinkan atau sulit dilakukan karena sesuatu hal. pengambilan sampel acak mungkin tidak layak karena populasi sangat sulit untuk diindentifikasikan atau sulit dijangkau. Sebagai contoh dari non Metode probability sampling adalah convenience sampling. Sama dengan namanya,, sampel dipilih karena faktor nyaman bagi peneliti. Misalnya peneliti menjalankan studinya kepada siswa dalam kelas mereka, atau pada rekan kerja mereka. Metode lain adalah judgment sampling. peneliti memilih sampel berdasarkan penilaian mereka. Peneliti diasumsikan memiliki pemahaman yang mendalam terhadap populasi yang sedang dipelajarinya. Sedangkan Snowball sampling adalah pengambilan
sampel yang dipakai ketika peneliti tidak banyak tahu tentang populasi
penelitiannya. Sehingga dari beberapa sampel yang diambil dan
diketahuinya, ia mengambil sampel lain dengan penjelasan dari sampel
yang dikenalnya.. Contohnya dalam penelitian medis, di mana dokter mungkin merujuk pasien untuk diteliti. Pasien tersebut kemudian merujuk pasien lain yang mereka kenal dan seterusnya dan seterusnya sampai peneliti memiliki subjek yang cukup untuk menjalankan studi mereka.
No comments:
Post a Comment