Orang bijak menasehati kita agar tidak terlalu banyak berprasangka buruk alias terlalu banyak menduga-duga, mengapa
demikian?? Karena apabila prasangka atau dugaan tersebut salah maka
pasti akan menimbulkan banyak permasalahan, contoh akan merusak suatu
hubungan baik, mencemarkan nama baik seseorang, bahkan akibat banyak
berprasangka bisa menimbulkan kekisruhan dan peperangan. Dalam bidang
bisnis kesalahan dalam menduga suatu permasalahan bisa menyebabkan
pengambilan keputusan yang salah yang mengakibatkan pemborosan biaya,
kerugian, bahkan kebangkrutan perusahaan. Jadi
dugaan merupakan sesuatu yang penting yang dapat menimbulkan suatu efek
baik dan buruk sehingga perlu adanya pembuktian agar kita tidak salah
dalam mengambil suatu keputusan. Dugaan atau persangkaan, dalam ilmu statistik disebut hipotesis.
Hipotesis statistik adalah pernyataan atau dugaan mengenai satu atau
lebih populasi yang akan dibuktikan lewat penelitian. Benar atau
salahnya suatu hipotesis tidak akan pernah diketahui secara pasti,
kecuali bila kita memeriksa seluruh populasi. Tentu saja, dalam
kebanyakan situasi hal itu tidak mungkin dilakukan. Oleh karena itu,
kita dapat mengambil suatu contoh acak dari populasi tersebut dan
menggunakan informasi yang dikandung contoh itu untuk memutuskan apakah
hipotesis tersebut kemungkinan besar benar
atau salah. Apabila bukti yang dimiliki kurang atau tidak konsisten
dengan hipotesis yang dinyatakan maka hipotesis tersebut kita tolak.
Sedangkan apabila buktinya cukup kuat maka kita menerima hipotesis
tersebut. Perlu ditegaskan,
bahwa penerimaan hipotesis mengandung arti bahwa tidak cukup bukti
untuk menolak hipotesis tersebut, dan tidak berimplikasi bahwa hipotesis
itu benar.
Misalnya dalam pelemparan sekeping uang logam sebanyak 100 kali, kita
menduga atau memiliki hipotesis bahwa uang tersebut setimbang, yang
artinya peluang p=0.5. Setelah
dilakukan pelemparan 100 kali ternya jumlah sisi gambar yang muncul
sebanyak 48 kali, walaupun nilainya tidak 50, namun kita dapat
mengatakan bahwa kita menerima hipotesis bahwa uang tersebut dalam
keadaan setimbang, tapi kalua misalnya jumlah sisi gambar nya Cuma
muncul sebanyak 35 kali, maka kita dapat menyatakan bahwa uang tersebut mungkin tidak setimbang, karena kurangnya bukti yang menyatakan bahwa peluang p=0.5.
Pada kebanyakan penelitian, hipotesis memegang peran penting sebagai
petunjuk penelitian yang akan dilakukan. Pengujian hipotesis mungkin
merupakan bidang yang paling penting dalam inferensia statistik.
Secara ringkas ada beberapa langkah untuk melakukan uji hipotesis dari suatu penelitian, yaitu.
1. Merumuskan hipotesis
Rumusan
hipotesis biasanya dinyatakan dalam bentuk hipotesis null dan hipotesis
alternatif. Hipotesis null adalah hipotesis yang akan diuji
kebenarannya, sedangkan hipotesis alternatif adalah hipotesis yang akan
diterima jika hipotesis null ditolak.
Misal H0 : µ= Rp. 450.000
Ha : µ≠ Rp. 450.000
2. Menentukan jenis alat analisis yang digunakan, misalnya untuk mengukur nilai rata-rata dari suatu populasi kita menggunakan uji skor z, uji t, atau uji
sebaran binom apabila kita ingin menguji apakah koin uang yang kita
lemparkan dalam keadaan setimbang sehingga akan menghasilkan peluang
p=0.5.
3. Menentukan model pengambilan keputusan, apakah model satu sisi atau model dua sisi, kalau dalam Ha memuat tanda tidak sama dengan (≠) maka model pengambilan keputusannya adalah model dua sisi, sedangkan apabila Ha memuat
tanda lebih besar atau lebih kecil maka model pengambilan keputusannya
adalah model satu sisi. Untuk model uji dua sisi, kita membagi nilai
alpha dengan dua untuk mencari nilai pada tabel.
Gambar: Contoh model dua sisi, nilai alpha dibagi dua untuk contoh H0 : µ= Rp. 450.000
Ha : µ≠ Rp. 450.000
Gambar: Contoh model satu sisi yang Ha memuat tanda lebih besar
Menentukan
titik kritis untuk pengambilan keputusan, sebagai landasan untuk
menerima atau menolah hipotesis tersebut. Yaitu dengan membandingkan
hasil yang kita dapat berdasarkan perhitungan dengan nilai yang terdapat
dalam tabel. Misal nilai z hitung dengan nilai z tabelnya. Berdasarkan
hasil tersebut kita selanjutnya menyimpulkan apakah kita menerima H0 atau menolaknya.
No comments:
Post a Comment