Gambar di atas
adalah gambaran perbedaan sel normal dan sel abnormal, menurut Konsep karnus. Pembelahan
sel normal berlangsung teratur dan dapat terkendali. Jika diibaratkan negara
kita yang jumlah penduduknya sekitar 270 juta manusia, pemerintah mencanangkan
program KB sebagai upaya untuk mengendalikan jumlah penduduk, sehingga jumlah
angka kelahiran diatur oleh pemerintah. Jika penduduknya patuh, maka tidak akan
terjadi ledakan jumlah penduduk, namun jika penduduknya tidak patuh, maka akan
terjadi ledakan penduduk yang bisa saja berkembang dari 270 juta manusia
menjadi 1 milyar manusia dan menyebabkan terjadi kekacauan. Penduduk yang patuh
diibaratkan dengan sel normal, sedangkan yang tidak patuh diibaratkan sebagai
sel abnormal. Jika penduduknya patuh, maka tidak akan terjadi ledakan jumlah
penduduk, namun jika penduduknya tidak patuh, maka akan terjadi ledakan
penduduk yang bisa saja berkembang dari 270 juta manusia menjadi 1 milyar
manusia dan menyebabkan terjadi kekacauan.
Penduduk yang
patuh diibaratkan dengan sel normal, sedangkan yang tidak patuh diibaratkan
sebagai sel abnormal. Begitu pula dengan kondisi sel tubuh. Proses mitosisnya
(pembelahan sel) juga diatur. Jika pembelahan tersebut berlebih maka akan
dikendalikan sendiri oleh tubuh melalui program pengaturan DNA. Pada sel
abnormal, pembelahan dan pertumbuhan sel tidak terkendali dan berubah pula
sifatnya. Hal ini disebabkan program pengaturan DNA nya mengalami kekacauan
oleh beberapa sebab. Sel abnormal sendiri sifat dan karakternya berbeda satu
dengan lainnya dan dipengaruhi oleh beberapa aspek.
Beberapa aspek
parameter yang membedakan antara sel nomal dan sel abnormal adalah sebagai
berikut:
Yang perlu kita
pahami tubuh manusia adalah sebuah sistem, dimana dalam satu tubuh ada ribuan
sistem yang saling terhubung, saling berkomunikasi, saling mendukung, saling
ketergantungan dan membentuk suatu kinerja sistem yang sempurna, sehingga
manusia sehat. Jika ada sesuatu yang berubah atau sakit di tubuh manusia, maka
pelajarilah sistemnya untuk mengembalikan sistem tersebut kepada sistem awal
yang sempurna, sehingga jauh dari kelainan dan penyakit. Proses pengembalian sistem
tersebut tentu tidak bisa instan. Keberhasilan atau kesembuhan seseorang
tergantung dari usaha seorang tersebut untuk mengembalikan sistem tubuh awal
sesuai dengan algoritma Sang Pencipta sampai menuju kesembuhan. Tentunya
sebagai manusia beriman, kesembuhan itu sendiri adalah anugerah dari Sang
Pencipta.