Manusia hidup di alam semesta tidak sendirian, melainkan berdampingan dengan banyak makhluk lainnya yang saling mempengaruhi, mulai dari sel tunggal sampai dengan multiseluler. Konsep karnus telah membahas sebelumnya bahwa Tuhan menciptakan manusia dengan menyematkan algoritma sistem pertahanan untuk melindungi sel dari serangan patogen atau zat asing dari luar tubuh. Sistem pertahanan tersebut dilakukan oleh sel-sel yang diberi tugas khusus dengan membentuk sistem organ. Pada dasarnya, keseluruhan sistem organ tubuh ini mempunyai kontribusi untuk mempertahankan homeostasis atau keseimbangan dalam tubuh.
Manusia memang
diciptakan oleh Tuhan dengan akal pikiran dan hawa nafsu. Namun yang terjadi
saat ini, tingginya nafsu serta ketidahtahuan manusia mengenai sistem kerja
tubuhnya sendiri justru mengantarkan pada penderitaan. Singkatnya, manusia
seringkali menyalahi aturan atau algoritma tubuh yang telah disematkan oleh Sang
Pencipta dan hal tersebut memberikan dampak bagi dirinya sendiri. Contohnya
adalah seseorang yang ingin terlihat cantik dengan memiliki kulit yang putih.
Memiliki kulit
putih dan cerah merupakan dambaan setiap orang. Tubuh manusia sendiri memiliki
pigmen atau zat warna alami (melanin) yang memberi warna pada mata, rambut, dan
kulit seseorang. Orang yang berkulit gelap memiliki kadar melanin lebih tinggi
dibanding yang berkulit terang. Melanin sendiri sebenarnya berperan sebagai
pelindung kulit dari kerusakan akibat sinar matahari. Namun, sayangnya, banyak
orang yang merasa kurang percaya diri bila memiliki kulit gelap sehingga
mencoba berbagai cara untuk mencerahkan atau memutihkan kulitnya. Tanpa
disadari, penggunaan produk pemutih kulit, terlebih tidak sesuai dosis, justru
akan membuka sistem pertahanan tubuh terhadap paparan sinar UV matahari.
Radiasi matahari berlebihan akan memicu terjadinya kanker kulit.
Yang kedua
misalnya berkaitan dengan penetralan asam lambung. Asam lambung sebenarnya
sangat penting bagi tubuh. Lambung dikatakan sehat apabila kondisinya dalam
keadaan asam. Penetralan asam lambung justru akan membuat pemecahan makanan
tidak berjalan dengan sempurna. Sel-sel tubuh tidak akan mendapatkan nutrisi
yang cukup dan akan mengarah pada timbulnya berbagai penyakit degeneratif.
Contoh lainnya adalah konsumsi Bahan Tambahan Pangan (BTP) sintetis.
Nafsu membuat
manusia ingin selalu merasakan makanan yang memiliki cita rasa enak. BTP
sintetis menstimulasi indera sehingga mungkin dapat meningkatkan nafsu makan.
Namun, konsumsi BTP sintetis secara berlebihan dan dalam jangka panjang dapat
berbahaya bagi tubuh. Penggunaan bahan tersebut yang melebihi ambang batas
dapat meningkatkan zat radikal dalam tubuh dan memicu kanker. Pahamilah bahwa
kita hidup bersama banyak makhluk ciptaan Sang Pencipta yang lain di alam ini.
Oleh karena itu, Sang Pencipta juga menciptakan aturan untuk mengatur kehidupan
semua makhluk ciptaan-Nya.
Manusia sebagai
salah satu makhluk Sang Pencipta yang memiliki akal sudah seharusnya mengikuti
dan jangan sampai menyalahi aturan yang telah Sang Pencipta tetapkan. Sang
Pencipta mengatur segalanya tentang kehidupan, termasuk kehidupan sel di dalam
tubuh manusia, dimana sel tubuh berperan dalam menjalankan proses metabolisme
untuk menunjang fungsi kehidupan. Oleh karena itu, kita harus mengembalikan
semua proses metabolisme tubuh sesuai algoritma yang sudah disematkan Sang
Pencipta. Jangan ubah apapun itu dengan berbagai obat dan zat yang dapat
mengubah ketentuan tersebut. Contohnya adalah hentikan tindakan penetralan asam
lambung. Biarkan lambung bekerja sesuai dengan yang telah Tuhan tetapkan. Jika
lambung pada dasarnya bersifat asam, maka jangan menetralkan asam lambung
tersebut, sehingga aturan yang telah ditetapkan oleh Sang Pencipta dapat
berjalan dengan semestinya. Lakukan rekonstruksi atau perbaikan lambung dengan
protein fibril dan skema perlindungan parsial dengan pati resisten. Perbaikan
lambung yang demikian ini merupakan perbaikan yang sesuai sebab berusaha untuk
membangun jaringan yang sama dengan yang sudah ada di dalam tubuh.